Minggu, 24 April 2016

MIND MAPPING – VARIASI METODE BELAJAR

…………..Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan.(Sajak Anak Muda - WS. Rendra)


Setiap orang memiliki gaya belajarnya, masing-masing dari kita yang sudah berusia matang bisa flash back ke masa berseragam merah putih hingga putih abu-abu, saat itu pembelajaran dan belajar di dominasi dengan menghafal, aspek lainnya hanya sebagian kecil saja. Padahal kata kuncinya, setiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing! Saya senang sekali mengutip pernyataan dari Albert Einstein pada gambar di bawah ini, menurut saya pernyataan tersebut untuk situasi belajar yang masih terjadi di sekolah-sekolah saat ini...

Sumber : www.google.com

Nah, bagi yang cocok dengan gaya belajar menghafal, berhasillah dia sebagai jawara kelas, bagi yang tidak, berhasillah juga dia mendapat cap gak pinter...nasib kau lah nak! Ya... seseorang yang tidak bisa memanggil memori hafalannya bukan berarti bodoh kan? Seseorang yang tidak membisa menjawab pertanyaan guru setelah pelajaran usai, karena selama guru menyampaikan pelajarannya, ia hanya melamun, ngantuk, sambil menggambar buku tulisnya terbawa imajinasi liarnya...bukan siswa bodoh dia...Kecerdasan, kepintaran gak hanya dibuktikan dengan ranking, juara olimpiade, atau prestasi akademis lainnya.  

Pembaca juga mungkin sudah pernah mendengar tentang Prof. Gardner dari Univeritas Harvard, seorang pakar Psikologi yang melakukan penelitian tentang kecerdasan, menyatakan bahwa ada 8 tipe kecerdasan manusia[1], yaitu:
  • §  Fisik
  • §  Linguistik
  • §  Matematis/Logis
  • §  Visual/Spasial
  • §  Musikal
  • §  Naturalis
  • §  Interpersonal
  • §  Intrapersonal

Kalau mau tau lebih lengkap penjabarannya dari masing-masing item, googling aja ya.. ;)
Sebagaimana yang telah pembaca ketahui bahwa para pakar mengelompokkan tiga gaya utama belajar[2], yaitu:
  1.  Haptik/Kinestetik : seseorang bisa belajar dengan baik ketika  terlibat, bergerak, mengalami, dan mencoba-coba.
  2. Visual : seseorang yang bisa belajar dengan baik ketika melihat gambar-gambar.
  3. Auditorial : seseorang yang bisa belajar dengan baik melalui suara : musik dan berbicara.

So, begitu gambaran besarnya, kalau mau lebih lengkap pritilannya, bisa baca-baca buku atau buka website tentang pendidikan. Nah selanjutnya salah satu gaya belajar yang bisa dipraktekkan oleh orangtua, siswa, dan guru adalah mind mapping. Konsep ini sudah ada beberapa tahun yang lalu, menarik untuk diaplikasikan guna membuat anak agar keranjingan belajar.

Mind mapping adalah menggambarkan pemahaman dan pengertian akan sesuatu yang telah dipelajari dengan cepat, dalam bentuk simbol, gambar, warna. Penulisan ide cukup dengan kata kunci atau kata utama. 

Sumber : www.google.com

Sumber : www.google.com


Silahkan melihat sejenak atau dua jenak pada photo yang terdapat di bawah ini. Gambar acak adut ini dinamakan mind mapping, fungsinya kalau saya simpulkan untuk memetakan informasi yang kita miliki, sehingga lebih sistematis, banyak sekali manfaat dari mind mapping ini, selain membiasakan diri kita untuk berpikir sistematis, urut, kita dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman kita terhadap suatu informasi atau materi pelajaran, apa saja yang perlu kita tindaklanjut bila terdapat kekurangan didalam informasi tersebut.

Mind mapping tidak hanya digunakan oleh siswa sekolah, namun bisa digunakan pula oleh orang dewasa. Demikian pengantar singkat dari photo yang tertera.

Sumber : Dokumen Pribadi
Adapun kisah dibalik pembuatan gambar di atas, terdorong oleh beberapa faktor, yaitu :
  1. 1Seberapa jauh pemahaman anak terhadap materi yang selama ini dipelajarinya?
  2. 2Mengajak anak untuk flashback dan menuliskan materi yang telah dipelajarinya.
  3. 3Menyicil belajar sebelum waktu ujian tiba, menghindari budaya SKS dalam rangka menikmati waktu ujian tanpa harus belajar rodi.
  4. 4Menerapkan metode belajar lain, tidak melulu menghafal dan mengerjakan soal-soal LKS, menebak-nebak dalam rimba multiple choice.


Beberapa semangat yang melatar belakangi  adanya photo tersebut:

  1. Proses pembuatannya, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. 
  2. Tidak terlalu sulit terutama dari bahan yang mudah didapatkan, yaitu kertas kalender yang tidak terpakai, spidol warna-warni , isolatip serta gunting. 
  3. Tidak terlalu mudah, karena actor utama yang sangat susah diarahkan, sehingga sutradara terpaksa menggunakan setting  dengan mata melotot, volume suara yang agak tinggi, serta ekspresi wajah yang tegas :D.


Rencana selanjutnya dari mind mapping adalah mempelajarinya lebih lanjut dalam bentuk uraian atau tulisan,perlu ada pembagian tugas antara orangtua, biar yang social menjadi tanggung jawab saya, dan exact dibawah pengelolaan ayah.

At least dari proses ini akan terekam dipikiran si actor hingga masa dewasanya, dia akan menjadi lebih baik dari orangtuanya, dari cara berpikir, belajar, dan lainnya, harapan setiap orangtua.



[1] Revolusi Cara Belajar, Gordon Dryden&Dr. Jeannette Vos, Penerbit Kaifa, 2003, Hal. 120
[2] Revolusi Cara Belajar, Gordon Dryden&Dr. Jeannette Vos, Penerbit Kaifa, 2003, Hal. 129-131