Setiap bulan Ramadhan
tiba, saat itu pula muncul kenangan masa kecil yang penuh riang gembira menyambut
bulan special ini. Kenangan masa kecil yang tak akan pernah terulang kembali,
walaupun bulan Ramadhan masih ditemui.
Kenangan yang mengiringi
gegap gempita menyambut Ramadhan dikarenakan ada beberapa hal-hal yang
menyenangkan yang hanya bisa dialami pada bulan Ramadhan saja titik. Let’s
check it out hal-hal menyenangkan itu, yang pada masa kini mungkin sudah mulai
berkurang keberadaannya, itulah yang dimaksud dengan kalimat...”tak akan pernah
terulang kembali”.
Bersih-bersih rumah
Layaknya seperti akan
kedatangan tamu agung, seperti suatu kewajiban pula, bahwa menyambut bulan
Ramadhan, rumah beserta isinya harus bersih, rapi, wangi, pokoknya kinclong!
Gorden dicuci, seprai diganti, mukena sajadah sarung diblauw sampe berubah
warna haha..dari putih jadi membiru..kasur-kasur dijemur (dulu masih kasur,
belum spring bed atau busa seperti sekarang), peralatan masakan yang disimpan
rapi selama ini dikeluarkan, seperti cetakan kue, mangkok-mangkok untuk kolak
dan es buah, sendok-sendok, semua dikeluarkan, dicuci bersih! Debu-debu dipojok
ruangan dienyahkan, taplak meja diganti, dari yang taplak motif batik diganti
dengan taplak plastik bordir. Tempat persediaan bumbu masak diatur kembali,
yang sudah expired dan bentuknya
sudah tidak menyenangkan, udah perlu dimutasi hehe bahkan dipecat J. Pokoknya bulan Ramadhan tiba..rumah sudah
klimis, kinclong..sekinclong wajah artis korea :D
Membuat list menu berbuka favorit
Berbagai request menu berbuka dan makan malam langsung
diajukan kepada Ibunda Penguasa Dapur.
Menu-menu yang gak bakal dimasak selain pada bulan Ramadhan pun diingat dan
dipintakan dengan tegas oleh para bocah. Mulai dari es cendol, bingka hijau,
amparan tatak, bakwan,es rujak,putri salak, hintalu karuang, es kopyor (saat
itu baru eksis), kue bom, ikan bawal bakar sambel colo-colo, dadar kuah, whoaah banyak lah, belum lagi
kiriman tetangga yang hanya dimasak special pada Ramdahan, pokoknya meja makan
itu penuh, meriah, berbagai warna dan rasa makan minum ...
Masak-Masak Bareng
Setelah request –
merequest, konsekuensi dong kan ya..permintaannya banyak dan macem-macem, jadi
perlu tenaga kerja juga toh untuk mewujudkan semua permintaan tadi. Jadilah,
dapur hingar bingar, dari ujung ke ujung dapur bertebaran bahan makanan, buah,
sayur, bumbu,..setiap hari begitu. Ada yang ngupas timun, bersihin kulit nanas,
ngupas bawang, meras santan, goreng bumbu..aihh mulai dari habis ashar sampe
detik-detik azan magrib berkumandang, pekerjaan tak akan berhenti. Haus dan
lapar pun tak terasa karena punya tujuan yang sama, yaitu balas dendam saat
berbuka haha...
Keriang Bandong
Dulu setiap anak wajib memiliki
mainan ini pada setiap bulan Ramadhan. Mainannya gak mahal sih, namun hanya
bisa ditemui pada bulan puasa saja. Terbuat dari bambu, kemudian dibuat
berbentuk ikan, bintang, bulan, dilapisi dengan kertas minyak berwarna-warni, nah
didalamnya nanti diberi lilin, mainnya setelah berbuka, jadi lilin tadi akan
menerangi malam, biasanya setelah berbuka dan shalat magrib, anak-anak secara
bergerombolan akan memainkannya, sehingga nampak indah dengan kerlap-kerlip
cahaya lilin dalam kegelapan malam.
Penampakan Keriang Bandong versi kekinian Sumber : https://seleb.tempo.co/read/news/2014/08/02/114596752/the-keriang-bandong-tradition |
Sotong Pangkong
Sotong pangkang adalah
nama makanan dari cumi yang dikeringkan. Masyarakat menyebut cumi dengan
sotong. Sotong berukuran besar dikeringkan, kemudian digunting kecil, dibakar,
kemudian dipukul (pangkong) menggunakan palu hingga lembut dagingnya. Setelah
dagingnya lebut, nah ini bagian yang paling menentukan, yaitu disiram kuah
sambal...uhmmm yummi, makannya sambil diisep-isep gitu daging sotongnya, trus diseruput
dikit-dikit kuah sambalnya itu, kalo kebanyakan...siap-siap sakit perut, nikmat
membawa sengsara haha... Sebenarnya selain moment proses pembuatan dan
eksekusinya, adalah moment antrinya. Untuk mendapatkan seporsi sotong, harus
rela antri desak-desakan dengan anak-anak kecil lain, akan lebih beruntung
kalau mempunyai hubungan dekat dengan abang yang jualan, nah bisa didahulukan
meskipun datang belakangan hehe..
Sotong Pangkong yang kekinian... :) Diambil dari : http://www.tukangjalanjajan.com/2011/09/budaya-kuliner-makan-sotong-pangkong.html |
Shalat Tarawih
Senangnya shalat tarawih
karena pergi ke masjid bersama dengan teman-teman. Teman satu menjemput satu
teman yang menuju masjid, sehingga menjadi beramai-ramai..., kok seperti sistem
kerja MLM yak? Dengan membawa bekal buku saku dari sekolah, yaitu buku absen
shalat tarawih yang harus ditandatangani imam setelah shalat usai. Nah, untuk
mendapatkan tanda tangan imam yang bagaikan artis pada momen begini, harus
berjuang lagi, berebutan dengan anak-anak lain, cepet-cepetan, biar bisa cepat
pulang trus makan lagi heh..emang budaya antri dari kecilpun susah dipraktekkan,
kalau mengalah sih iya.. :D
Diambil dari : http://www.anpasgin.com/2014/05/lapadz-niat-shalat-sunat-tarawih-dan.html |
Berburu Kue Berbuka
Jika seisi rumah sedang
lelah memasak, maka alternatifnya adalah membeli makanan jadi. Banyak yang
menjualnya, mulai dari lemang yang menggoda, kue tradisional dari daerah lain seperti
kue rokok-rokok, kue jorong-jorong, kue putri malu, kue sus, es kacang, atau
chakwei...ouw it’s amazing culinaries ever! :D, dan untuk makanan..ada gulai kepala ikan, ikan asam pedas, botok ikan,
haduh pokoknya lapar mata lah. Btw... dulu belum banyak yang punya lemari es,
jadi saat itu kalau perlu es, ya beli..dan antri, kadang malah kehabisan..tolong
ya..zaman itu huhu..
Kue Jorong-Jorong, manis, wangi, dan enak Diambil dari : http://www.imgrum.net/ |
Kue Chai Kwe, amazing taste! Diambil dari : https://twitter.com/chaikwe_pnk |
Nah permainan ini adalah
pemainan favorit untuk menunggu azan magrib. Anak-anak yang berpuasa saat itu sebisa
mungkin menghindari permainan fisik yang biasa dimainkan, seperti lari-larian,
petak umpet, lompat tali, main sepeda. Jadi lebih baik main congklak saja yang
hanya duduk sambil menghitung biji yang ditebar, kalau bosan..biasanya membaca
majalah atau komik gareng petruk ..halah.
Congklak! Diambil dari : http://100permainandanperlombaanrakyat.blogspot.co.id/2014/01/permainan-tradisional-congklak.html |
Siaran Radio Favorit
Stasiun TV saat itu hanya
TVRI, dan mereka tidak tayang pada saat makan sahur. Untung masih stasiun
radio, acara yang biasa didengarkan adalah kirim-kirim salam antar pendengar,
request lagu, atau mendengarkan rekaman ceramah KH. Zainuddin MZ., KH. Kosim
Nurseha, atau lantuan lagu-lagu Bimbo dan qasidah.
Shalat Subuh
Setelah sahur jarang tidur lagi, pada seminggu pertama
Ramadhan, karena masih semangat. Setelah sahur..nunggu imsak, sikat gigi, ambil
wudhu, pake mukena , sambil ngantuk-ngantuk niat tidur , duduk rapi menunggu
azan subuh, semangat pergi ke mesjid walau udara subuh sangat dingin, namun tak
melemahkan semangat bocah kecil. Tapi...setelah masuk minggu kedua dan
ketiga..beratnya minta mapun ke mesjid buat subuhan, apalagi kalau
hujan..whuahhh..bablas tidur dah.
Kenapa gak ada muatan
ibadahnya ya kenangan masa kecil selama berpuasa Ramadhan? Haha..ya fokusnya
lebih banya ke makanan dan bermain saja hihi, ya namanya juga anak kecil yang
dipikir dan dilakoni yang enak , asyik dan hore-hore hehe, tapi tetep..setelah
sakit perut kekenyangan karena kalap berbuka, kemudian shalat magrib berjama’ah,
tetep donk mengaji dulu sebelum makan malam dan tarawih..tuh makan lagi J.
Alhamdulillah, kini bertemu kembali dengan Ramadhan, semoga meningkat kualitas amal dan ibadahnya dalam bulan penuh berkah ini.
Aamiin.
Love, Pray, and Share.