Minggu, 16 Oktober 2016

Me Before You – Sebelum Mengenalmu

“Bisa dikatakan hanya kau yang membuatkku masih mau bangun di pagi hari”. 
Will Traynor

Sebuah novel karya Jojo Moyes yang ditulis dengan manis, membacanya seperti menonton adegan film yang berpindah dari satu adegan ke adegan lainnya, sungguh menarik!
 
www.google.com
Emosi larut dari halaman satu ke halaman lainnya, dari satu paragraph satu ke paragraph lainnya. Merasai bagaimana bila menjadi Will Traynor yang seorang pemuda kaya dengan hidup penuh kesenangan, kemudian harus menyerahkan kehidupannya menyenangkan pada kursi roda, dengan setengah anggota badan yang kehilangan fungsinya karena kecelakaan yang dialami.

Sedangkan Louisa Clark, seorang gadis muda yang menghabiskan sepanjang hidupnya di kota kecil di bagian Inggris, kota kelahirannya bersama keluarganya dengan kemampuan ekonomi yang pas-pasan. Louisa harus bekerja di Caffee untuk membantu ekonomi keluarganya, sebelum menjadi perawat pribadi Will karena Caffee tempatnya bekerja ditutup.

Novel ini mengisahkan tentang Will dan Louisa, dari hubungan profesional, menjadi jalinan percintaan yang menggerus emosi.

Will dengan sikap sinisnya yang ditunjukkan pada awal perkenalan dengan Louisa, membuat Louisa tak menyerah untuk mencairkan sikap Will itu. Louisa dengan sikapnya yang riang dan penyuka penampilan yang eksentrik, serasi dengan latar belakang Will yang terlahir dan dibesarkan dari keluarga kaya yang elegan dengan pergaulan kelas atas dan berpendidikan yang terbaik. Mereka berdua saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.

“Kisah tentang dua manusia. Dua manusia yang tidak seharusnya bertemu, yang tidak terlalu saling menyukai pada mulanya, namun kemudian mendapati ternyata hanya mereka berdua di dunia ini yang bisa amat sangat saling memahami “. - Louisa Clark

Hingga Louisa mengetahui suatu misi rahasia keluarga Will yang berasal dari kehendak Will sendiri untuk mengakhiri hidupnya. Setelah mengetahui rahasia tersebut, Louisa dengan segenap daya upaya berusaha untuk mengubah keputusan Will sebelum batas waktu yang telah mereka tetapkan.

Protes dan usaha Louisa, tidak mengubah apa pun yang sudah diputuskan oleh Will.

“Aku tidak ingin kau terikat padaku, pada jadwal –jadwal ke rumah sakit, keterbatasan-keterbatasan hidupku. Aku tidak ingin kau melewatkan semua yang bisa diberikan seseorang lain padamu”. – Will Traynor


Bagi Will, kehadiran Louisa memberikan kebahagian bagi dirinya, walaupun tidak secara langsung diungkapkan, Will menyenangi Louisa,namun Will menyadari dengan keadaannya, cintanya kepada Louisa adalah dengan membebaskannya, karena bila bersama dengan dirinya .. Lousia tak memiliki masa depan. Sambil menghitung hari-harinya, Will membina Louisa dengan hal-hal yang tidak diketahui oleh Louisa sebelumnya.    

“Kau sudah terpatri dihatiku, Clark. Sejak hari pertama kau melangkah masuk, dengan pakaianmu yang ajaib, lelucon-leluconmu yang payah, dan ketidakmampuanmu untuk menyembunyikan setitik pun perasaan-perasaanmu. Kau mengubah hidupku, jauh, jauh melebihi yang bisa dilakukan uang ini terhadap hidupmu”.- Will Traynor

Will memberikan semua harta yang dimilikinya untuk masa depan Louisa, ia ingin Louisa merasakan kehidupan yang berbeda, melihat cakrawala lain, pergi meninggalkan kota kecil mereka yang tidak memberikan kesempatan untuk masa depannya.  

“Aku hanya ingin kau menjalani hidup dgn berani. Tantang dirimu. Jangan cepat merasa puas”. – Will Traynor


“Jalani saja hidupmu dengan baik”. – Will Traynor 

=====================*****========================

Sabtu, 04 Juni 2016

Ramadhan is Coming Soon - Kaya Kenangan

Setiap bulan Ramadhan tiba, saat itu pula muncul kenangan masa kecil yang penuh riang gembira menyambut bulan special ini. Kenangan masa kecil yang tak akan pernah terulang kembali, walaupun  bulan Ramadhan masih ditemui.

Kenangan yang mengiringi gegap gempita menyambut Ramadhan dikarenakan ada beberapa hal-hal yang menyenangkan yang hanya bisa dialami pada bulan Ramadhan saja titik. Let’s check it out hal-hal menyenangkan itu, yang pada masa kini mungkin sudah mulai berkurang keberadaannya, itulah yang dimaksud dengan kalimat...”tak akan pernah terulang kembali”.

Bersih-bersih rumah
Layaknya seperti akan kedatangan tamu agung, seperti suatu kewajiban pula, bahwa menyambut bulan Ramadhan, rumah beserta isinya harus bersih, rapi, wangi, pokoknya kinclong! Gorden dicuci, seprai diganti, mukena sajadah sarung diblauw sampe berubah warna haha..dari putih jadi membiru..kasur-kasur dijemur (dulu masih kasur, belum spring bed atau busa seperti sekarang), peralatan masakan yang disimpan rapi selama ini dikeluarkan, seperti cetakan kue, mangkok-mangkok untuk kolak dan es buah, sendok-sendok, semua dikeluarkan, dicuci bersih! Debu-debu dipojok ruangan dienyahkan, taplak meja diganti, dari yang taplak motif batik diganti dengan taplak plastik bordir. Tempat persediaan bumbu masak diatur kembali, yang sudah expired dan bentuknya sudah tidak menyenangkan, udah perlu dimutasi hehe bahkan dipecat J. Pokoknya bulan Ramadhan tiba..rumah sudah klimis, kinclong..sekinclong wajah artis korea :D

Membuat list menu berbuka favorit
Berbagai request menu berbuka dan makan malam langsung diajukan kepada Ibunda Penguasa  Dapur. Menu-menu yang gak bakal dimasak selain pada bulan Ramadhan pun diingat dan dipintakan dengan tegas oleh para bocah. Mulai dari es cendol, bingka hijau, amparan tatak, bakwan,es rujak,putri salak, hintalu karuang, es kopyor (saat itu baru eksis), kue bom, ikan bawal bakar sambel colo-colo,  dadar kuah, whoaah banyak lah, belum lagi kiriman tetangga yang hanya dimasak special pada Ramdahan, pokoknya meja makan itu penuh, meriah, berbagai warna dan rasa makan minum ...

Masak-Masak Bareng
Setelah request – merequest, konsekuensi dong kan ya..permintaannya banyak dan macem-macem, jadi perlu tenaga kerja juga toh untuk mewujudkan semua permintaan tadi. Jadilah, dapur hingar bingar, dari ujung ke ujung dapur bertebaran bahan makanan, buah, sayur, bumbu,..setiap hari begitu. Ada yang ngupas timun, bersihin kulit nanas, ngupas bawang, meras santan, goreng bumbu..aihh mulai dari habis ashar sampe detik-detik azan magrib berkumandang, pekerjaan tak akan berhenti. Haus dan lapar pun tak terasa karena punya tujuan yang sama, yaitu balas dendam saat berbuka haha...

Keriang Bandong
Dulu setiap anak wajib memiliki mainan ini pada setiap bulan Ramadhan. Mainannya gak mahal sih, namun hanya bisa ditemui pada bulan puasa saja. Terbuat dari bambu, kemudian dibuat berbentuk ikan, bintang, bulan, dilapisi dengan kertas minyak berwarna-warni, nah didalamnya nanti diberi lilin, mainnya setelah berbuka, jadi lilin tadi akan menerangi malam, biasanya setelah berbuka dan shalat magrib, anak-anak secara bergerombolan akan memainkannya, sehingga nampak indah dengan kerlap-kerlip cahaya lilin dalam kegelapan malam.
Penampakan Keriang Bandong versi kekinian
Sumber : https://seleb.tempo.co/read/news/2014/08/02/114596752/the-keriang-bandong-tradition

Sotong Pangkong
Sotong pangkang adalah nama makanan dari cumi yang dikeringkan. Masyarakat menyebut cumi dengan sotong. Sotong berukuran besar dikeringkan, kemudian digunting kecil, dibakar, kemudian dipukul (pangkong) menggunakan palu hingga lembut dagingnya. Setelah dagingnya lebut, nah ini bagian yang paling menentukan, yaitu disiram kuah sambal...uhmmm yummi, makannya sambil diisep-isep gitu daging sotongnya, trus diseruput dikit-dikit kuah sambalnya itu, kalo kebanyakan...siap-siap sakit perut, nikmat membawa sengsara haha... Sebenarnya selain moment proses pembuatan dan eksekusinya, adalah moment antrinya. Untuk mendapatkan seporsi sotong, harus rela antri desak-desakan dengan anak-anak kecil lain, akan lebih beruntung kalau mempunyai hubungan dekat dengan abang yang jualan, nah bisa didahulukan meskipun datang belakangan hehe..
Sotong Pangkong yang kekinian... :)
Diambil dari : http://www.tukangjalanjajan.com/2011/09/budaya-kuliner-makan-sotong-pangkong.html

Shalat Tarawih
Senangnya shalat tarawih karena pergi ke masjid bersama dengan teman-teman. Teman satu menjemput satu teman yang menuju masjid, sehingga menjadi beramai-ramai..., kok seperti sistem kerja MLM yak? Dengan membawa bekal buku saku dari sekolah, yaitu buku absen shalat tarawih yang harus ditandatangani imam setelah shalat usai. Nah, untuk mendapatkan tanda tangan imam yang bagaikan artis pada momen begini, harus berjuang lagi, berebutan dengan anak-anak lain, cepet-cepetan, biar bisa cepat pulang trus makan lagi heh..emang budaya antri dari kecilpun susah dipraktekkan, kalau mengalah sih iya.. :D

Diambil dari : http://www.anpasgin.com/2014/05/lapadz-niat-shalat-sunat-tarawih-dan.html

Berburu Kue Berbuka
Jika seisi rumah sedang lelah memasak, maka alternatifnya adalah membeli makanan jadi. Banyak yang menjualnya, mulai dari lemang yang menggoda, kue tradisional dari daerah lain seperti kue rokok-rokok, kue jorong-jorong, kue putri malu, kue sus, es kacang, atau chakwei...ouw it’s amazing culinaries ever! :D, dan untuk makanan..ada gulai  kepala ikan, ikan asam pedas, botok ikan, haduh pokoknya lapar mata lah. Btw... dulu belum banyak yang punya lemari es, jadi saat itu kalau perlu es, ya beli..dan antri, kadang malah kehabisan..tolong ya..zaman itu huhu..

Kue Jorong-Jorong, manis, wangi, dan enak
Diambil dari : http://www.imgrum.net/
Kue Chai Kwe, amazing taste!
Diambil dari : https://twitter.com/chaikwe_pnk

Bermain conglak
Nah permainan ini adalah pemainan favorit untuk menunggu azan magrib. Anak-anak yang berpuasa saat itu sebisa mungkin menghindari permainan fisik yang biasa dimainkan, seperti lari-larian, petak umpet, lompat tali, main sepeda. Jadi lebih baik main congklak saja yang hanya duduk sambil menghitung biji yang ditebar, kalau bosan..biasanya membaca majalah atau komik gareng petruk ..halah.
Congklak!
Diambil dari : http://100permainandanperlombaanrakyat.blogspot.co.id/2014/01/permainan-tradisional-congklak.html


Siaran Radio Favorit
Stasiun TV saat itu hanya TVRI, dan mereka tidak tayang pada saat makan sahur. Untung masih stasiun radio, acara yang biasa didengarkan adalah kirim-kirim salam antar pendengar, request lagu, atau mendengarkan rekaman ceramah KH. Zainuddin MZ., KH. Kosim Nurseha, atau lantuan lagu-lagu Bimbo dan qasidah.

Shalat Subuh
Setelah sahur  jarang tidur lagi, pada seminggu pertama Ramadhan, karena masih semangat. Setelah sahur..nunggu imsak, sikat gigi, ambil wudhu, pake mukena , sambil ngantuk-ngantuk niat tidur , duduk rapi menunggu azan subuh, semangat pergi ke mesjid walau udara subuh sangat dingin, namun tak melemahkan semangat bocah kecil. Tapi...setelah masuk minggu kedua dan ketiga..beratnya minta mapun ke mesjid buat subuhan, apalagi kalau hujan..whuahhh..bablas tidur dah.

Kenapa gak ada muatan ibadahnya ya kenangan masa kecil selama berpuasa Ramadhan? Haha..ya fokusnya lebih banya ke makanan dan bermain saja hihi, ya namanya juga anak kecil yang dipikir dan dilakoni yang enak , asyik dan hore-hore hehe, tapi tetep..setelah sakit perut kekenyangan karena kalap berbuka, kemudian shalat magrib berjama’ah, tetep donk mengaji dulu sebelum makan malam dan tarawih..tuh makan lagi J.

Alhamdulillah, kini bertemu kembali dengan Ramadhan, semoga meningkat kualitas amal dan ibadahnya dalam bulan penuh berkah ini. Aamiin.


Love, Pray, and Share. 

Minggu, 08 Mei 2016

Yang Penting Happy!

Begitu kacau rasanya hati ini bukan karena meletus balon hijau, dan balon yang lain tidak meletus....bukan itu, bukan pula karena belum dapat jawaban dari proses interview kerjaan beberapa hari yang lalu, bukan juga karena belum nonton AADC 2 yang bikin baper para alumni Yogya seantero jagad raya ini...bukan! Kacau hati ini karena melihat seisi sosial media rata-rata memposting liburan seru mereka...!!! Ahh...itulah yang bikin segenap hati ini menangis pilu...huahuahua..*lebay :P

Okay deh, beginilah keadilan yang digariskan oleh Sang Pemilik Waktu (liburan) hohoho..Coba bayangkan ..kalau semua orang liburan, bayangkan..bagaimana macetnya tuh jalan, berjubelnya tempat wisata, trus trus...siapa yang mau nyopirin pesawat, bis, kereta, jaga warung, ngatur parkir...bla bla bla..nah disitulahpersisnya letak keadilan itu..jadi gak usah komplen berkoar-koar kalau hati kacau balau karena sirik tanda tak mampu ngeliat yang lain liburan, sedangkan elu kagak hahay... sabarlah semua akan libur pada waktunya, iya kan..kan? Liburan disaat yang lain liburan itu ...biasa, tapi liburan di saat yang lain sedang bekerja..itu warbiyasak..hihihi. Begitulah percakapan yang terjadi antara alam emosi dan akal sehat, saat terjadi pertentangan fakta sosial liburan longwiken ini.

Oke deh ...lupakan dialog di atas yang beda tipis dengan curhat ya, kita kupas tentang makna liburan saja, titik J.  Pertanyaan pertama, mengapa orang butuh liburan?

Jawaban versi 1
“Ngacung dong, jangan malu-malu...!” Tanya Bu guru muda ke siswanya, sambil senyum manis, duhhh.., siswa pun termotivasi.

“Saya bu..!!”dengan suara lantang dan kenceng, seorang siswa perempuan dengan rambut berkepang dua berusaha menjawab, “Orang-orang liburan karena pingin poto selfie!”, duh dasar anak zaman digital, yang tua nyadar euy..

Reaksi Bu guru...senyum-senyum, karena jawaban si siswa semangat tadi sesuai dengan suara hatinya... J, Bu gurunya zaman digital juga, kuliah angkatan 2005-an.

Jawaban versi 2
Papah keren bertanya ke mamah muda, “kenapa sih sayang... kowe mau liburan, kayak artis-artis itu, kita kan bukan artis, kita hanya rakyat biasa?” Dialog ala sinetron-sinetron pagi: Istri dunia akhirat, suami soleh idaman, rumahku surgaku...*ketahuan kalo suka -_-

Mamah muda menjawab... “Aku yo capek toh Pah, mosok saban hari masak ae, neng dapur , gak pernah kemana-mana, yo pingin kayak yang lain itu loh..bisa posting poto liburane neng ndi ngunu..”

Lah posting poto lagi, beda tipis dengan jawaban bocah sekolahan di atas.

Jawaban versi 3
Sedangkan di kabupaten lain, seorang perempuan muda sedang membaca sebuah brosur perjalanan, setelah menyadari dirinya jenuh dengan rutinitas pekerjaannya, dia berkata lirih kepada dirinya sendiri ...”everyone is working like machine, and I need break from hustle and bustle of life in the fast lane”,  kemudian bergumam sambil bangkit dari kuburnya..oups salah, dari kursinya sambil mengepalkan tangannya, membulatkan tekad bahwa...”aku harus pergi ke tempat ini, karena aku ingin mendapatkan suasana yang berbeda daripada liburan sebelumnya”.

Demikianlah sodara-sodara sekalian tiga versi jawaban untuk alasan orang-orang berlibur, dan kesimpulan cepatnya  adalah liburan itu PENTING! Sepertinya lebih mirip suasana hati saya yang saya rekayasa ya menjadi dialog-dialog tadi hahaha... ahh sudahlah, leave it wis ...

Terlepas dari itu semua, sebenarnya mengapa kita-kita perlu liburan itu...yang pastinya karena pikiran dan jiwa kita memerlukan suasana yang berbeda dari yang biasanya kita hadapi sehari-hari,  dengan liburan kita akan mendapatkan pandangan lain mengenai bermacam hal, ya tergantung kitanya, mau ambil dari sudut mana kan?

Sebelum memutuskan berlibur, ada baiknya nih memenuhi beberapa syarat wajib liburan sebelum menyesal kemudian... nge-listnya ala-ala 5W+1H gitu...

  • Liburan pada tanggal merah atau punya cuti, berlaku untuk karyawan kantoran yang bekerja pada weekdays, sedangkan karyawan penyedia layanan jasa, ya..cuti juga sih dengan seizin Bos tentunya, kalau gak mau dipecat.
  • Setelah dapat hari baik dan restu , then...tetapkan tujuan liburan, indoor atau outdoor.
  • Hitung saldo anda, buat budget...cukupnya kemana? Apakah indoor atau outdoor?
  • Tetapkan hati pada moda transportasi apa yang akan dinaiki, mobil perlu bensin, pesawat, kereta api, bis, kapal laut perlu tiket, putuskan dan persiapkan...itu!
  • Kostum dan teman-temannya yang bakal melekat di badan from head to toe,  penting nih biar gak salah kostum donk, sesuaikan dengan tempatnya, kan gak asik kalau mau naik gunung Lawu, kostumnya pake blazer..halah!
  • Yang ini ...agak-agak penting bagi yang merasa penting, tapi yang enggak memprioritaskannya,,ya jadi gak penting, apa sih ini? Heuheu..kamera dong plus charger, HP full pulsa  plus charger, minyak kayu putih? Obat-obatan? Koyok?
  • Idiih kok banyak ya..terakhir deh, dengan siapanya? Tapi gak penting juga sih, kalau mau sendirian juga okelah, apalagi kalau baru PHK, Putus Hubungan Kerja atau Putus Hubungan Kekasih...tergantung lah, kecuali honey moon, mosok sendirian..jadi aneh kalau begitu yak?
  • Tambahin aja deh ya..kalau berasa masih kurang, bebas kok..alam demokrasi ini, tidak ada pemaksaan dan kekerasan, merdeka!
Kalau ingin liburan outdoor yaitu  ingin mendapatkan keindahan alam menjauh dari hiruk pikuk suasana kota, memaknai kebesaran Allah SWT yang menciptakan  gunung, deburan ombak, pasir putih yang bertebaran sepanjang pantai, karang, tebing nan curam, air terjun yang menjatuhkan segenap air dengan segenap kekuatannya;  

“6 hari sudah lamanya bekerja keras bagaikan kuda
Akhirnya ujung pekan tiba
Saatnya jalan-jalan bersama
Pergi jauh keluar kota lewati desa-desa
Pikiran segar hati jadi riang
Duhai asyiknya

Jalan-jalan di akhir pekan lihat ke kiri dan kanan
Pohon-pohon dan burung-burung semua menyambut riang”
(A Song  by Shaggy Dog,  Jalan-Jalan)



Birunya langit, pasir putih sepanjang pantai, laut lepas sejauh mata memandang, Sumba-NTT 

Jika ingin mendapatkan makna sejarah peradaban manusia, pergilah ke museum, Candi-Candi, Keraton/Istana, dan situs-situs bersejarah lainnya.  Atau ingin mengenalkan ragam hewan sebagai bentuk edukasi kepada anak-anak..pastilah yang dikunjungi adalah kebun binatang, kemudian keluarga berkumpul menggelar tikar dan beberapa menu makanan yang sudah dipersiapkan dari rumah, kemudian dimakan bersama sambil melihat burung-burung bangau dan harimau dari kejauhan..hehe *inget Ragunan.
 

Tarian pagi dari mahluk ciptaan Allah yang luar biasa, Lovina-Bali

Atau ngin melihat kemajuan teknologi, transportasi, belajar budaya dan bahasa, ataupun wahana permainan anak, dengan berbekal pasport dan duit rupiah yang diekstrak ke dalam mata uang negara lain...monggo berkunjung ke luar negeri, dengan konsep backpacker ataupun koper.

Mengenal budaya dan bahasa di negara lain, Singapura
Bisa juga liburan praktis yang dimaknai sebagai liburan indoor, seperti menonton film ke bioskop, ke mall yang bisa saja mampir ke toko buku, toko pakaian yang ada program diskonnya,  main game ke Kids Station juga oke kan? Nah jika berasa lelah, perut mulai terasa kontraksinya, pasti nyari tempat makan toh..kelar sudah liburan praktisnya hehe...konsep masyarakat perkotaan J

Jadi, tinggal pilih saja ya, mau liburan yang bagaimana, pastinya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan masing-masing, tidak perlu memaksakan diri demi postingan dan status yang akan anda tinggalkan di sosial media anda, karena bahagia itu tidak perlu mahal dan repot toh? ;)



Minggu, 24 April 2016

MIND MAPPING – VARIASI METODE BELAJAR

…………..Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan.(Sajak Anak Muda - WS. Rendra)


Setiap orang memiliki gaya belajarnya, masing-masing dari kita yang sudah berusia matang bisa flash back ke masa berseragam merah putih hingga putih abu-abu, saat itu pembelajaran dan belajar di dominasi dengan menghafal, aspek lainnya hanya sebagian kecil saja. Padahal kata kuncinya, setiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing! Saya senang sekali mengutip pernyataan dari Albert Einstein pada gambar di bawah ini, menurut saya pernyataan tersebut untuk situasi belajar yang masih terjadi di sekolah-sekolah saat ini...

Sumber : www.google.com

Nah, bagi yang cocok dengan gaya belajar menghafal, berhasillah dia sebagai jawara kelas, bagi yang tidak, berhasillah juga dia mendapat cap gak pinter...nasib kau lah nak! Ya... seseorang yang tidak bisa memanggil memori hafalannya bukan berarti bodoh kan? Seseorang yang tidak membisa menjawab pertanyaan guru setelah pelajaran usai, karena selama guru menyampaikan pelajarannya, ia hanya melamun, ngantuk, sambil menggambar buku tulisnya terbawa imajinasi liarnya...bukan siswa bodoh dia...Kecerdasan, kepintaran gak hanya dibuktikan dengan ranking, juara olimpiade, atau prestasi akademis lainnya.  

Pembaca juga mungkin sudah pernah mendengar tentang Prof. Gardner dari Univeritas Harvard, seorang pakar Psikologi yang melakukan penelitian tentang kecerdasan, menyatakan bahwa ada 8 tipe kecerdasan manusia[1], yaitu:
  • §  Fisik
  • §  Linguistik
  • §  Matematis/Logis
  • §  Visual/Spasial
  • §  Musikal
  • §  Naturalis
  • §  Interpersonal
  • §  Intrapersonal

Kalau mau tau lebih lengkap penjabarannya dari masing-masing item, googling aja ya.. ;)
Sebagaimana yang telah pembaca ketahui bahwa para pakar mengelompokkan tiga gaya utama belajar[2], yaitu:
  1.  Haptik/Kinestetik : seseorang bisa belajar dengan baik ketika  terlibat, bergerak, mengalami, dan mencoba-coba.
  2. Visual : seseorang yang bisa belajar dengan baik ketika melihat gambar-gambar.
  3. Auditorial : seseorang yang bisa belajar dengan baik melalui suara : musik dan berbicara.

So, begitu gambaran besarnya, kalau mau lebih lengkap pritilannya, bisa baca-baca buku atau buka website tentang pendidikan. Nah selanjutnya salah satu gaya belajar yang bisa dipraktekkan oleh orangtua, siswa, dan guru adalah mind mapping. Konsep ini sudah ada beberapa tahun yang lalu, menarik untuk diaplikasikan guna membuat anak agar keranjingan belajar.

Mind mapping adalah menggambarkan pemahaman dan pengertian akan sesuatu yang telah dipelajari dengan cepat, dalam bentuk simbol, gambar, warna. Penulisan ide cukup dengan kata kunci atau kata utama. 

Sumber : www.google.com

Sumber : www.google.com


Silahkan melihat sejenak atau dua jenak pada photo yang terdapat di bawah ini. Gambar acak adut ini dinamakan mind mapping, fungsinya kalau saya simpulkan untuk memetakan informasi yang kita miliki, sehingga lebih sistematis, banyak sekali manfaat dari mind mapping ini, selain membiasakan diri kita untuk berpikir sistematis, urut, kita dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman kita terhadap suatu informasi atau materi pelajaran, apa saja yang perlu kita tindaklanjut bila terdapat kekurangan didalam informasi tersebut.

Mind mapping tidak hanya digunakan oleh siswa sekolah, namun bisa digunakan pula oleh orang dewasa. Demikian pengantar singkat dari photo yang tertera.

Sumber : Dokumen Pribadi
Adapun kisah dibalik pembuatan gambar di atas, terdorong oleh beberapa faktor, yaitu :
  1. 1Seberapa jauh pemahaman anak terhadap materi yang selama ini dipelajarinya?
  2. 2Mengajak anak untuk flashback dan menuliskan materi yang telah dipelajarinya.
  3. 3Menyicil belajar sebelum waktu ujian tiba, menghindari budaya SKS dalam rangka menikmati waktu ujian tanpa harus belajar rodi.
  4. 4Menerapkan metode belajar lain, tidak melulu menghafal dan mengerjakan soal-soal LKS, menebak-nebak dalam rimba multiple choice.


Beberapa semangat yang melatar belakangi  adanya photo tersebut:

  1. Proses pembuatannya, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. 
  2. Tidak terlalu sulit terutama dari bahan yang mudah didapatkan, yaitu kertas kalender yang tidak terpakai, spidol warna-warni , isolatip serta gunting. 
  3. Tidak terlalu mudah, karena actor utama yang sangat susah diarahkan, sehingga sutradara terpaksa menggunakan setting  dengan mata melotot, volume suara yang agak tinggi, serta ekspresi wajah yang tegas :D.


Rencana selanjutnya dari mind mapping adalah mempelajarinya lebih lanjut dalam bentuk uraian atau tulisan,perlu ada pembagian tugas antara orangtua, biar yang social menjadi tanggung jawab saya, dan exact dibawah pengelolaan ayah.

At least dari proses ini akan terekam dipikiran si actor hingga masa dewasanya, dia akan menjadi lebih baik dari orangtuanya, dari cara berpikir, belajar, dan lainnya, harapan setiap orangtua.



[1] Revolusi Cara Belajar, Gordon Dryden&Dr. Jeannette Vos, Penerbit Kaifa, 2003, Hal. 120
[2] Revolusi Cara Belajar, Gordon Dryden&Dr. Jeannette Vos, Penerbit Kaifa, 2003, Hal. 129-131

Senin, 29 Februari 2016

TERUSIR

Salah satu dari novel tulisan Buya Hamka yang pernah ada,  dengan settingan tahun 1930-an saat negara ini masih berada dalam jajahan Belanda serta adat istiadat masyarakat masih kuat dipahami, dan keadaan sosial ekonomi pendidikan pun masih terbatas.

Novel ini tidak terlalu tebal berjumlah 124 halaman, serta membacanya tidak menyita banyak waktu, kurang lebih sekitar 3 jam-an, namun efek yang ditinggalkan oleh novel ini sungguh dahsyat, membikin pening kepala dan kacau perasaan. Tak sedikit tetesan airmata yang diakibatkannya, ya ... singkat kata mengaduk-aduk emosi, sangat dramatis dan menyesakkan, ciri khas Buya Hamka, tokoh perempuan sebagai korban ketidak berdayaan dan harga diri laki-laki melawan adat  istiadat Minang dan keluarga besarnya saat itu.

Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang perempuan kampung tak berharta dari kalangan biasa namun cantik rupanya, bernama Mariah. Sedangkan lelakinya adalah Azhar, seorang yang berasal dari keluarga kaya, terpandang, serta berpendidikan tinggi. Azhar jatuh cinta kepada Mariah dan menikahinya, walaupun ada pertentangan dalam keluarga masing-masing, karena perbedaan latar belakang keluarga dan sosial yang jauh diantara mereka berdua, tapi karena Azhar sangat mencintai Mariah, mereka pun akhirnya menikah, dan mempunyai satu orang anak lelaki yang diberi nama Sofyan. Berumah tangga selama 10 tahun, mereka jalani dengan segala dinamikanya, terutama Mariah yang harus menyesuaikan diri dengan berbagai tekanan dari pihak keluarga Azhar yang tidak menyenangi kehadirannya.

Pertahanan mahligai rumah tangga Mariah-Azhar selama 10 tahun, terpaksa runtuh karena ketergesaan, kecurigaan yang berlebihan dari Azhar,  keegosiannya yang  membabi buta, serta intrik jahat dari keluarganya.  Azhar mendapati sepupunya berada di kamar tidurnya bersama Mariah, padahal tidak ada perbuatan apa pun yang Mariah dan sepupunya tersebut lakukan. Namun Azhar sudah keburu emosi tingkat tinggi, dan tak mau berfikir secara tenang, mengambil keputusan cepat untuk mengusir Mariah dari rumah mereka dengan tuduhan berzina. Mariah sudah berulang kali menjelaskan ketidak berssalahannya dan memohon pengertian dan maaf dari Azhar, tapi percuma, Azhar tetap dengan keputusannya.  Disitulah awal mula penderitaan hidup Mariah bergulir, masa-masa menyedihkan bagi seorang perempuan yang sebatang kara.

Surat terakhir Mariah yang ditulis kepada Azhar, sebelum pergi meninggalkan Medan menuju Jawa mengikuti majikannya yang berkebangsaan Belanda.

...... Ingatkah engkau suamiku, bagaimana sepuluh tahun yang lalu , sewaktu aku masih remaja, engkau bersumpah dihadapanku bahwa engkau akan menjadi suamiki, akan membelaku sepenuh jiwa ragamu? Ingatkah engkau bahwa waktu itu mendiang ayahku telah mengatakan, “Sia-sia wahai orang muda! Engkau tidak akan tahan jika mengambil anakku menjadi istrimu sebab kami dari bangsa yang tidak terkenal, sedangkan engkau dan kaum kerabatmu dari kalangan bangsawan, engkau akan dipandang hina oleh kaummu, akan diejek, disisihkan dalam masyarakatmu”.

Ingatkah engkau suamiku bahwa ketika itu engkau berjanji akan tahan dan sabar menerima dugaan demikian karena engkau cintakan aku sepenuh jiwamu?

Ketika itu ayahku bersumpah, dengan air yang mengalir lebat di pipinya, ia berkata, “kalau demikian permintaanmu anak muda! Anakku aku serahkan ke tanganmu, serahan yang bulat- bulat. Tidak ada tempatnya bergantung lagi, melainkan engkau, sebab ibunya telah meninggal. Engkau pegang ia, didik ia baik-baik karena meskipun kami orang yang tidak terkenal, hanya orang gajian, tetapi anakku menerima pusaka (warisan) dari ibunya, yaitu kesetiaan!.....

Seorang sahabat Azhar, bernama Haji Abdul Halim memberikan beberapa nasehat atas permasalahannya ini,  “ heran saya, mengapa engkau secepat itu mengambil keputusan. Engkau usir istrimu seperti mengusir anjing. Sebab engkau dapati ia berdua dengan seorang lain dalam kamarmu, belum engkau periksa betul –betul perkara sebenarnya.”

“ Cara perceraianmu itu menunjukkan bahwa engkau tidak pandai menjaga istrimu. Hal tersebut merusak nama istrimu sendiri sehingga ia tidak engkau beri kesempatan untuk memperbaiki dirinya. Dan yang lebih rumit lagi, merusak masa depanmu.”

“Coba engkau pikirkan baik-baik, renungkan dengan tenang! Hidupmu yang beroleh cahaya, pikiranmu yang senantiasa terbuka, hati makhluk yang tertumpah padamu, adalah dari kejernihan mukamu. Dan kejernihan muka itu, wahai Sahabatku, bukanlah didapat dari pejabat (kantor) tempat bekerja, bukan dari jalan antara rumah dan tempat pekerjaan, tetapi kejernihan muka itu kita dapat dari dalam rumah tangga, rumah tangga yang dipimpin oleh istri yang pandai. Sebab, berkali-kali kubaca dalam buku hikayat orang besar-besar bahwa kejayaan, kemenangan yang mereka dapat kebanyakan didudkung oleh orang yang tidak dikenal, itulah ia istrinya!”

“ Sungguh, Sahabatku ... barang sesuatu apabila berada dalam tangan, kecacatannyalah yang tampak. Setelah ia lepas dari tangan, barulah kita akan ingat baiknya ...”

Susah payah Haji Abdul Halim menasehati Azhar, namun tak goyah pendiriannya. Sedangkan Mariah terus berjuang untuk berjuang agar tidak kelaparan, bisa mendapatkan tempat bernaung, mulai dari menumpang di rumah Pakciknya, kemudian dianggap menyusahkan oleh istri Pakcik, mencari pekerjaan kesana kemari, dan akhirnya mendapatkan pekerjaan di rumah keluarga Belanda, sebagai pembantu rumah tangga, hingga ia ikut pindah ke Jawa, dan bekerja selama 5 tahun.  Azhar setelah dinasehati oleh Haji Abdul Halim tergerak hatinya untuk mencari Mariah, dengan meyewa orang, tapi hasilnya nihil.

Keluarga Belanda sebagai majikan Mariah sudah selesai masa kerjanya di Indonesia dan harus kembali ke negara asalnya, sehingga Mariah bingung hendak meneruskan kemana setelah ini. Tawaran Yasin sebagai sesama pekerja rumah tangga untuk menikahinya diterima, padahal niat Yasin adalah tabungan Mariah yang berupa emas bergram-gram jumlahnya, tidak ada niatan lain, apakah cinta atau niat membangun rumah tangga yang baik. Hanya bertahun setahun saja, kemudia mereka bercerai, karena Yasin gemar berjudi dan main perempuan, tabungan Mariah pun sudah dihabiskan oleh Yasin untuk kegiatan senang-senangnya. Terpuruk untuk kesekian kalinya membuat Mariah hilang akal karena sudah berkali-kali mencoba untuk mencari dengan cara yang sesuai agamanya, akhirnya Mariah melacurkan diri. 

Selain itu, Sofyan anak Mariah dan Azhar sudah menjadi bujang  yang bersekolah di Jakarta jurusan Hukum. Setelah menamatkan sekolahnya, Sofyan membuka kantor pengacara dan bertunangan dengan teman sesama sekolahnya, Emi. Mariah pun telah mengetahuinya melalui koran yang mengiklankan tentang Sofyan sebagai Pembela dan Pengacara.

Namun, ada seorang teman Sofyan yang merasa tidak suka dengan keberhasilannya dalam karir dan percintaan, yaitu Wirja. Selain sakit hati karena cintanya ditolak oleh Emi, tunangan Sofyan, Wirja pun iri dengan kesuksesan Sofyan. Wirja menyewa seorang PSK untuk memperdaya Sofyan, agar rumah tangganya goyah, nama baiknya tercemar. Sayangnya, usaha itu gagal menggoyang Sofyan dan Emi. Malah, karena dalam rumah yang sama, Mariah mengetahui perihal Wirja yang bertengkar mengenai kegagalan usaha PSK yang disewanya itu,  dan menceritakan bahwa Sofyan sebenarnya adalah anaknya. Mariah memohon Wirja agar menjaga cerita ini, namun Wirja berntidak sebaliknya, bergegas pergi untuk mengabarkan cerita rahasia tersebut, agar Sofyan malu memiliki ibu seorang PSK. Mariah mencegah dan terjadi perkelahian antar mereka berdua. Mariah kalah, kemudian mengambil pisau yang ada di meja dan mengejar Wirja, dan... tak lama Wirja terkapar tak bernyawa, Mariah menyerahkan diri.

Sofyan menulis surat kepada ayahnya, Azhar... mengabarkan bahwa :

Ayahanda!
Dengan tiba-tiba saja pengadilan menyerahkan suatu perkara sulit supaya ananda bela, seorang perempuan lacur telah membunuh lelaki muda dalam rumah hina.

....Raut mukanya, meskipun telah berkedut, masih dapat menunjukkan bahwa perempuan itu asal orang baik-baik juga. Ia menekur ke bumi ketika ananda katakan bahwa kedatangan ananda  hendak menyiapkan pertahanan untuk dirinya.

Setelah beberapa saat kemudian, diangkatnya kepalanya, airmatanya mengalir  “Tuan Master”, katanya, “Tidak perlu Tuan bersusah payah untuk membela saya karena saya memang bersalah, memang saya bunuh orang itu karena memang ia seorang yang jahat, yang bermaksud jahat, kepada beberapa orang yang saya cintai”.

Di akhir surat, Sofyan meminta kedatangan Ayahnya dan Haji Abdul Halim untuk hadir di sidang pengadilan untuk mendukung dirinya dalam kasus ini.

Hari persidangan pun tiba, akan mendengarkan pembelaan dan vonis kepada Mariah. Sebelum menghadapa Hakim, saat Mariah dipanggil memasuki ruang sidang, sempat bertatapan mata antara Mariah dan Azhar yang duduk dibangku penonton. Azhar pun terkejut, namun Mariah biasa saja. Sebelum persidangan dimulai, Sofyan meminta doa dari ayahnya, dan Azhar mengatakan, “ Belalah perempuan ini dengan sehabis-habis dayamu , tumpahkanlah segenap kekuatan pikiran dan kepandaianmu dalam perkara ini”.

Jawaban Mariah saat ditanya oleh Hakim mengenai kasus pembunuhannya :
....”Dahulunya paduka Tuan, saya ini seorang perempuan baik-baik. Tetapi...tetapi karena suatu tuduhan paling hina dari suami saya, saya diusir dari rumahnya pada tengah malam, diusir dengan tidak diberi kesempatan mempertahankan diri . Anak saya yang masih kecil terpaksa saya tinggalkan  dan tidak boleh saya pegang lagi!”

Saya ketika itu masih muda, Tuan Hakim! Pergaulan saya hanya dengan orang yang rendah-rendah saja. Tidak ada orang yang sudi memelihara atau meneria saya dengan jalan yang baik, kadang-kadang saya makan dan kadang-kadang saya tidak maka hati saya pun panaslah, saya tahu bahwa sebagian besar laki-laki hanya meminta saya memohonkan nasinya dari jalan haram, lalu saya
perkenankan permintaan itu, saya tempuhlah jalan haram, saya menjadi jahat!”

“Tidak lama saya dapat menjual diri saya denga jalan demikian karena saya pun berangsur tua, tua lebbih dahulu daripada waktunya. Tetapi, saya masih ingat kepada anak saya . Tiba-tiba setelah beberapa tahun berlalu, saya denga kabar bahwa anak itu telah besar dan berjaya dalam hidupnya, menjadi orang yang dihormati masyarakat.

Meskipun keras keinginan saya hendak menemuinya, hendak mencium keningnya, hendak melepaskan kecintaan seorang ibu yang telah lama ingin bertemu, saya tahan hati saya karena jurang yang membatasi saya denga ia telah sangat dalam. Ia tidak boleh tahu siapa saya, ia tidak boleh tahu bahwa saya ibunya...supaya hatinya tidak kecewa, supaya kebahagiaannya untuk zaman yang akan datang tidak terhalang, saya tidak mau begitu!

Saya melakukan perbuatan saya sebagai orang jahat, Wirja yang menjadi tetamu saya, mengatakan bahwa ia kenal akan anak saya dan mengatakan bahwa ia bermusuh dengan anak itu. Bermaksud hendak menghinakan anak saya, hendak menjatuhkan derajatnya yang tinggi. Saya bertengkar Tuan, saya halangi niatnya, saya minta dan saya pujuk, ia tidak mau, maka terjadilah pertengkaran saya dengan ia. Maka daripada anak saya dapat cemar, daripada ia menangggung malu, saya bunuhlah Wirja, musuhnya itu saya bunuh, saya tikam dengan sengaja. Karena dengan cara demikianlah dapatnya lagi saya membela anak saya.”

Pembelaan Sofyan terhadap Mariah ....
“ Betul perempuan ini jahat menurut pandangan kita, menurut hukum masyarakat kita. Tetapi, kita tidak boleh segera mengutuk semua perempuan telah tadi jahat. Tiap hari kita mendengar perempuan yang dipaksa oleh kesulitan penghidupan  sehingga kemiskinan itu menghilangkan rasa malu, dan adakalanya seorang perempuan tersesat, terjerumus ke lembah kehinaan bukan karena salahnya sendiri, sebab ia seorang perempuan yang lemah tetapi dari salah kita laki-laki jua!

Perempuan ini tidak berniat salah, tidak ada niatnya yang lebih dahulu untuk mengaiaya. Kalau ada orang yang patut dihukum dalam perkara ini, tidak lain daripada orang yang mula-mula memisahkan ia dengan anaknya, orang itu adalah suaminya yang pertama...”

Setelah sidang mendengarkan pengakuan Mariah dan pembelaan Sofyan, maka mereka menunggu vonis apa yang akan dijatuhkan.  Sementara menuju keluar ruang sidang untuk menunggu vonis, Mariah sempat melihat Azhar. Azhar melihatnya dengan wajah pucat, seakan-akan hendak berlutut meminta ampun, tetapi Mariah balas menatap dengan rupa yang masih kecewa, tanda bahwa kesalahan suaminya itu belum juga dimaafkannya.

Wajah Mariah semakin lama semakin pucat saat menunggu vonis, Sofyan pun mendekat, demikian pula Azhar dan Haji Abdul Halim. Setelah Sofyan mendekat, Mariah memeluknya sambil berkata dengan air mata yang mengalir, “ Ibu seorang yang miskin, Ibu tak membalas jasamu yang begitu besar kepadaku! Sudilah kuberi upahan sebagai tanda mata yang dapat engkau ingat selama hidupmu? Yakni tanda mata yang sudah lama pula , sudah berpuluh tahun kusimpan untukmu?”
Kalau Master (Sofyan) suka akan kuberikan sekarang , sebelum aku menutup mata, yaitu ciuman seorang Ibu.”

Lama sekali Mariah membelai dan menciumi kening Sofya dengan tenang dan penuh cinta, tak lama pun, Mariah menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Setelah berbulan-bulan lamanya sejak Mariah meninggal, Sofyan menikahi Emi, dan Azhar kembali ke Sumatera. Pada suatu hari, Azhar menyurati Sofyan untuk menjenguuknya, karena sakit yang dideritanya. Azhar dihadapan Sofyan dan Haji Abdul Halim, mengatakan rahasia yang selama ini disimpannya, tentang Mariah sebenar-benarnya adalah Ibunya.

“Perempuan itulah ibu kandungmu, yang telah menghadapi kesengsaraan sedemikian rupa lantaran kesalahan ayahmu sendiri. Benarlah anakku apa yang engkau sampaikan dihadapan hakin, bahwasanya kalau hendak menghukum, hukumlah suaminya yang pertama telah membuat perempuan itu sengsara!”

Tidak berapa lama kemudian, Azhar menemui ajalnya dalam pangkuan anaknya. Dramatis...begitulah akhir kisah ini, Sofyan hidup berbahagia dengan keluarga kecilnya.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
  • Jangan menuruti emosi marah sehingga membuat keputusan yang akan disesali kemudian. “Jangan pernah menghempas pintu, siapa tahu kita harus kembali “ – Don Herold
  • Sesuatu yang buruk belum tentu seperti yang kita pikirkan, karena kita tidak tahu latar belakang yang menyebabkan keburukan tersebut.
  • Jangan terlalu memikirkan perkataan dan anggapan orang lain terhadap diri kita, yakini apa yang kita pikirkan tanpa terlalu berpengaruh akan perkataan orang lain.

Senin, 22 Februari 2016

Di Bawah Surya Khatulistiwa

Saya begitu bersemangat mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke kabupaten ini, sudah lama sekali ingin kesini, tapi..karena jarak yang jauh dan tidak ada alasan untuk berkunjung, jadi ya..hanya sebatas keinginan. Alhamdulillah, Allah tidak pernah tidur kan? Gusti Allah mboten sare, kata temen-temen yang berbahasa Jawa, dapatlah kesempatan itu pada akhirnya. Bersemangatlah saya, seperti semangat akan ikut demo masa reformasi ’98 hehe *euy lamanya pun itu..ya iyalah, ngaku kalo angkatan generasi gemilang taon ‘98an, pemudi masa depan negara, yesss! :D


Perbuatan pertama yang saya lakukan, adalah mencari informasi terkini tentang daerah Kapuas Hulu, walaupun saya terlahir di propinsi Kalimantan Barat, masih dalam satu propinsi, tapi karena letaknya yang jauh pake banget antara kabupaten dengan ibukota Kalimantan Barat, saya lahir dan besar di kota Pontianak, info seputar Kapuas Hulu hanya didapat dari mulut ke mulut... secara manual dan tradisional begitu. Nah, hasil perbuatan saya mencari informasi, begini nih...

Kabupaten Kapuas Hulu 
Ibu kota kabupaten ini terletak di Putussibau,  dapat ditempuh lewat transportasi sungai Kapuas sejauh 846 km, lewat jalan darat sejauh 814 km dan lewat udara ditempuh dengan pesawat berbadan kecil dari Pontianak melalui Bandar Udara Pangsuma. Memiliki luas wilayah 29.842 km² dan berpenduduk 222.160 Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.

Potensi daerah
Hasil hutan di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan Putussibau dan Semitau jadi andalan utama roda perekonomian Kapuas Hulu. Hasilnya berupa kayu bulat yang terbagi dalam tiga kelompok, meranti, rimba campuran dan kayu indah.
Di sektor perikanan, Kapuas Hulu tergolong habitat puluhan jenis ikan hias, seperti arwana (arowana) dan ulanguli. Habitat ikan ini hanya ada di dalam Danau Sentarum. Di kawasan lain seperti kawasan hulu sungai Kapuas, Embaloh, Mendalam dan Sibau dengan hasil seperti ikan jelawat, semah, toman, tengadak, belida, lais, entokan dan baung
Transportasi
Kabupaten ini memiliki sebuah lapangan terbang yang terletak di kota Putussibau, yaitu Bandar Udara Pangsuma (Bandara Pangsuma) yang memiliki Panjang Landasan/Arah/PCN: 1.004 x 23 m / 10-28 / 5 FCZU, tergolong Kelas IV dengan kemampuan bisa untuk mendarat jenis pesawat DHC-6 serta memiliki Terminal Domestik seluas 240 m2.

Nah, baca kondisinya, jadi semangat travelling-nya, semakin menggebu-gebu, apalagi ditambah liat peta, hummmhhh..tambah mules hehe...

Trus lanjut browsing website Pemerintah Daerah Kapuas Hulu, lumayan..websitenya update juga, jempol deh buat PemKab Kapuas Hulu ;)

Ada sejarahnya juga, sekalian belajar lagi, inget-inget semasa berseragam merah putih , kayaknya gak pernah belajar sejarah daerah ini,..jadi terwow-wow bacanya...hmmm

Sejarah Singkat Kapuas Hulu

Masa Penjajahan Belanda

Sekitar tahun 1823, Belanda memasuki wilayah Kapuas Hulu dengan izin dari Kerajaan Selimbau. Belanda segera melakukan perjanjian dengan Kerajaan Selimbau. Perjanjian tersebut menegaskan kedaulatan dari Kerajaan Selimbau. Adapun isi dari perjanjian tersebut, antara lain :

1.      Tiada raja-raja yang lalu di air Hulu Kapuas dai Hulu Negeri Silat, yang lain dari Raja Selimbau dan Negeri Selimbau itulah yang ada bernama negeri dan raja yang berkuasa dahulu kala (berdaulat dan diakui).
2.      Tiada raja-raja dan negeri yang lain di air Hulu Kapuas ada yang menerima kontrak lebih dahulu atau bersamaan dari Sri Paduka Government, melainkan Raja Selimbau yaitu Pada zaman Pangeran Suma memegang tahta Kerajaan Negeri Selimbau, sebabnya yang lain tiada memiliki kekuasaan negara yang tiada raja dan kerajaan kedaulatan.
3.      Pada masa Raja Selimbau menerima kontrak yang pertamanya dari Sri Paduka Government maka semuanya yang ada di Air Kapuas takluk di bawahnya di Negeri Selimbau (tercatat) pada tanggal 15 November 1823 atau 11 Rabiul Awal 1279 Hijriah.

Sebelum adanya kontrak dengan pemerintah Hindia-Belanda yang berkedudukan di Kota Sintang, wilayah Hulu Negeri Silat sebagian berada di bawah kekuasaan pemerintah Hindia-Belanda. Melalui kontrak yang tertuang dalam surat persaksian perang Raja Negeri Selimbau, maka tidak diragukan bahwa semua wilayah Kapuas Hulu takluk di bawah kekuasaan Raja Negeri Selimbau.

Pada masa pemerintahan Sri Paduka Panembahan Haji Gusti Muhammad Abbas Surya Negara, Kerajaan Selimbau kedatangan seorang utusan Belanda yang seorang Asisten Residen Sintang bernama Cettersia. Utusan Belanda tersebut datang dengan maksud meminta izin kepada Raja Selimbau untuk menebang kayu yang akan digunakan untuk membangun benteng di daerah Sintang. Keseluruhan hasil kayu tersebut sebanyak 10 %  akan dibagikan kepada Raja Negeri Selimbau. Permohonan izin tersebut pun disetujui.

Dengan mengetahui banyaknya sumber daya alam yang ada di wilayah Kapuas Hulu, maka pemerintah Hindia-Belanda terus berupaya menempatkan dan menambah kekuatan militernya di daerah-daerah dan yang transportasinya lancar. Pemerintah Hindia-Belanda mulai mengintervensi sistem pemerintahan kerajaan di wilayah Kapuas Hulu melalui politik “adu domba”.  Dengan menjalankan politik “adu domba” dan kekuatan militer, pemerintah Hindia-Belanda di Kapuas Hulu semakin leluasa menindas rakyat dan menguras kekayaan alamnya.

Raja Selimbau tidak mampu mengendalikan  pemerintahannya secara utuh, sebab Belanda selalu mencampuri setiap keputusan yang dibuat oleh raja.  Pada tahun 1925, setelah Panembahan Haji Gusti  Usman mangkat yang juga menandai berakhirnya kedaulatan Kerajaan Selimbau, pemerintah Hindia-Belanda dapat menguasai wilayah Kapuas Hulu secara utuh.

Masa Penjajahan Jepang
Jepang masuk ke wilayah Kapuas Hulu pada tahun 1942 dengan membuka pertambangan batubara di bagian hulu Sungai Tebaung dan Sungai Mentebah. Pada masa itu, wilayah Kalimantan Barat dipimpin oleh Abang Oesman, K. Kastuki, dan Honggo.  Pada masa awal kedatangannya, Jepang disambut baik dengan harapan akan membebaskan rakyat dari penjajahan Belanda. Tetapi pada kenyataannya, Jepang bahkan tidak lebih baik dari Belanda. Jepang melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam dan manusia demi  kepentingan sepihak. Melihat ketimpangan ini, banyak rakyat yang melakukan perlawanan terhadap Jepang.

Pada masa Jepang, seluruh wilayah Kalimantan berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang, Borneo Menseibu Coka yang berpusat di Banjarmasin, sedangkan untuk Kalimantan Barat berstatus “Minseibu Syuu”.

Masa Kemerdekaan
Berdasarkan Keputusan Gabungan Kerajaan-Kerajaan Borneo Barat pada tanggal 22 Oktober  1946 Nomor 20L, wilayah Kalimantan Barat terbagi kedalam 12 Swapraja, dan 3 Neo  Swapraja.  Wilayah Kapuas Hulu termasuk salah satu wilayah Neo Swapraja. Dengan dukungan Besluit Luitenant Gouvenur Nomor 8 tanggal 2 Maret 1948 yang berisi pengakuan Belanda terhadap status Kalimantan Barat sebagai daerah istimewa dengan pemerintahan sendiri beserta sebuah dewan Kalimantan Barat, maka pada tahun 1948, melalui Surat Keputusan Nomor 161 tanggal 10 Mei 1948, Presiden Kalimantan Barat membentuk suatu ikatan federasi dengan nama Daerah Istemewa Kalimantan Barat (DIKB).

Dengan adanya tuntutan rakyat , maka DIKB yang dipandang sebagai peninggalan pemerintah Belanda, dihapuskan. Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), daerah Kalimantan Barat berstatus sebagai daerah bagian yang terdiri dari Daya Besar, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Banjar. Setelah bergabung menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953, dibentuklah Pemerintahan Administrasi Kabupaten Kapuas Hulu dengan ibukota Putussibau.
Bupati pertama yang menjabat adalah J.C. Oevang Oeray (1951-1955), selanjutnya diteruskan oleh Anang Adrak (1955 – 1956)

Menarik membaca sejarahnya, walaupun singkat saja, terbayang dahulu kala belantara hutan Kapuas Hulu yang disesaki dengan pohon-pohon berukuran besar, pohon-pohon kualitas numero uno, mulai dari kayu belian, meranti, belum rotannya, pantesan Belanda ngeces setelah ngerti kekayaan daerah ini...hufttt, etapi..gak pernah dengar ada Kerajaan Selimbau itu, trus setelah di TKP pun tak ada penduduk setempat yang cerita tentang keraton atau istana, atau jejak-jejak kerajaan ini, malah dengarnya tentang Rumah Betang yang berusai ratusan tahun, kemudian terbakar, sedih ya..peninggalan sejarah bernasib begitu, Oklah kita lanjutkeun ke masa kekinian....


Perjalanan ini...

Dimulai dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan, landing di Bandara Supadio Pontianak yang mulai kelihatan keren, dan setara dengan bandara-bandara di kota besar lainnya,  lumayan daripada yang dulu, euhhh tak tega menuliskannya :D. Kemudian keesokan harinya, penerbangan pagi menggunakan Garuda Indonesia yang kecil imut-imut, tapi keren berani landing di Kapuas Hulu, baru tau sih.., sebelumnya rute perjalanan ini dilayani maskapai Kalstar. 






Cuaca mendukung untuk penerbangan dengan perasaan yang ngeri-ngeri sedap, semakin mendekat tujuan, mata tak lepas dari kaca jendela pesawat untuk terus mengamati wilayah Kapuas Hulu dari ketinggian. Tampak Sungai Kapuas dengan airnya yang berwarna kecoklatan meliuk-liuk seperti ular naga cap go meh yang menari-nari, seperti gemulainya liukan ikan Arwana, sungguh memikat, belum lagi hamparan hutan yang menghijau, layaknya seperti permadani saja. Sungguh berbeda saat pesawat akan mendarat di wilayah Jakarta-Banten, Yogya, Solo, Surabaya, Bali...yang terpandang adalah hutan beton :D





Ada Kisah Tercipta di sini...

Setibanya di TKP, dijemput oleh mobil rental yang sudah dipesan sebelumnya menuju Hotel yang juga sudah dibooking. Hotel terletak di tengah kota dengan maksud agar mudah untuk mobilitas, selain itu juga, hotel ini direkomendasikan oleh berbagai pihak , Hotel Sanjaya, I think the best hotel in this district ;). Yah not bad lah, fasilitas kamar : kamar mandi dalam, air bersih, TV, tempat tidur spring bed, AC (ini penting sekali) tapiii..sayangnya posisi AC pas banget di atas tempat tidur dan atas kepala. Kamar hotel cukup luas jika ditempati seorang diri, setiap hari dibersihkan, wifi gratis di area loby, disediakan breakfast untuk setiap harinya, dengan menu roti beserta selainya, dan nasi dengan menu sederhana, serta teh dan kopi, siap sekitar jam 7. Hotel ini cukup ramai dengan tamu-tamu dari berbagai wilayah, saat itu nampak ada dari Dinas Kesehatan, dan beberapa tamu perusahaan-perusahaan.




Saya diberikan kamar di lantai 2 dari bangunan baru paling ujung dari keseluruh bangunan hotel, pertama masuk kamar, saya merasa tidak masalah dan malah merasa di luar bayangan selama ini tentang kondisi kamar hotel, walaupun memang ada perasaan aneh saat pertama memasuki kamar, namun saya abaikan perasaan aneh tersebut.

Memasuki senja, terdengar suara adzan Magrib, kebetulan saya sudah berwudhu, bersiap untuk segera menunaikan shalat, saya lihat langit bermendung tebal, seolah akan meruntuhkan air hujan yang banyak.  Takbir shalat pun saya lakukan, namun terhenti karena tiba-tiba saya mendengar ketukan sebanyak 3 kali dari jendela kamar. Segera saya batalkan shalat, dan melihat ke jendela, ketukan apa tadi, apakah jendela tak terkunci dan tertiup angin sehingga menimbulkan suara ketukan? Tapi saya tak merasa membuka jendela, apakah  ada burung yang mematuk-matuk jendela? Apakah ada tukang yang membetulkan jendela atau bagian bangunan lain? Atau ada anak-anak yang bermain panjat-panjatan?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang ada di kepala saya, setelah saya periksa...nothing! Tak ada apa-apa, lagi pula bangunan ini langsung tembok, tidak ada terasnya, jadi bagaimana mungkin ada yang memanjat, dan hari sudah gelap, tidak mungkin juga masih ada tukang bekerja atau anak-anak yang bermain, aneh...begitu pikir saya. Tak lama, angin kencang beserta hujan deras, petir pun mengiringi, listrik mati, horor sekali ya...seakan-akan saya mendramatisir keadaan ahayy, padahal itulah keadaan yang sesungguhnya. Saya sempat merasa sangat takut saat listrik mati, khawatir akan ada yang suara ketukkan lagi, dan muncul boneka chuky, oh my ... hehehe... huhuhu, aseli takut saat itu. Tak lama listrik menyala, karena hotel punya jenset.

Keesokannya, disambut pagi yang cerah, saya bertemu dengan Abang driver rental, setelah bercakap-cakap beberapa topik, Abang driver bercerita bahwa sering tamu-tamu diganggu oleh makhluk-makhluk halus penghuni hotel, terutama di kamar yang saya tempati, oh noooo ... saya langsung ingat dengan ketukan tadi malam, saya cerita kepada Abang ini.

Selanjutnya, malam kedua, aman, malam ketiga dengan waktu yang hampir sama dengan malam pertama, yaitu saat akan shalat maghrib, suara ketukan itu ada lagi, oh ya Allah, nakal sekali mereka ya... saya pun mengeraskan bacaan shalat saya hehe...malam keempat aman, haduh tapi tetap saja , saya tak bisa tidur nyenyak selama disini, khawatir saat saya tidur nyenyak kemudian diseret dan dilemparkan ke Danau Sentarum ... Alhamdulillah tidak terjadi J.

Temuan-Temuan Menarik
Saya menemukan beberapa hal yang menurut saya sangat menarik selama disini, mari discroll down... J

Teras Sekolah
It’s so amazing, lantai teras sekolah ini semua dari kayu, yes ...kayu belian! Kenangan saya kembali ke zaman SD, saat itu sekolah saya mirip seperti ini, teras kayu dan beraroma minyak tanah untuk mengepel lantainya, supaya awet dan mengkilat. Oh so sweet kan ya.. tak pernah saya temukan sekolah-sekolah di Jawa yang berlantai kayu, hampir semua berkeramik.



Bangku Kayu
Ini pun bikin saya surprise dan menjerit ketika melihatnya hehe...bukannya ndeso atau sepok (norak-bahasa Pontianak), tapi bangku ini benar-benar langka dan antik, sudah lama sekali tak melihat penampakannya, dan saya menjumpainya di kantor Dinas Pendidikan, berjejer rapi, duhhh..dilestarikan ya Bapak Ibu J



Ikan Baung Besar
Ini ikan sebangsa Lele jika di Jawa, bedanya ikan Baung ini tumbuh kembang di Sungai, rasa dagingnya..amboi, kalau dimasak kuah bening ditemani sambal terasi, duh nikmatnya tiada terkatakan haha..ketje badai deh rasanya! Ikan ini hasil pancingan seorang Bapak tua di sungai, kemudian beliau menjualnya kepada Ibu warung yang saya singgahi, rasanya pengin beli saja kemudian segera memasak dan buat sambal terasi, sayang sedang bertugas Buuu...




Rumah Betang Modern
Menurut Abang driver, jika hendak melihat rumah betang yang asli sli, ya harus masuk kampung, nah yang berada di pinggiran jalan besar sekarang ini adalah rumah betang modern. Modernnya adalah sudah berdinding semen, bukan kayu, meskipun lantai masih berasal dari kayu, dan menurut saya penampakannya seperti ruko, walaupun bentuknya masih membentang (memanjang).



Jembatan Kayu Belian
One last one, ketika terpandang jembatan ini, saya langsung heboh meminta Abang driver untuk berhenti, padahal saat itu siang terik dengan sinar matahari yang jreng dan udara panas sekali, Abang driver sudah protes saja, but I dont care hehe..tapi tak surut langkah untuk menuju jembatan ini, dan jeprat jepret pun terlaksana. Jembatan ini kokoh, terbuat dari kayu belian semua,  saya lupa bertanya kepada Abang driver daerah mana letak jembatan ini dan riwayatnya juga, pokoknya begitulah penampakannya ya.. J




Demikian...sekilas cerita selama berada di Putussibau, belum puas, pasti, belum menjejakkan kaki ke Danau Sentarum, belum ke perbatasan Badau, masih penasaran dengan Kecamatan Puring Kencana yang katanya.. “aduhai” hoho..., belum melihat rumah Betang yang asli konon berusia banyak tahun.

“Ya Allah, titip mimpi ini, supaya bisa terwujud , entah kapan, entah bagaimana...hanya Engkau yang Maha Mengetahui, Aamiin”. J