Langsung ke konten utama

Bermula dari Mindset (Part-1)


Kita semua memiliki mindset atau pola pikir, namun tidak semua orang bermindset sama. Mengapa bisa terjadi perbedaan mindset? Ya karena manusia berpikir, bertindak, dan menjalani hidup secara berbeda, dengan latar belakang kehidupan yang bermacam-macam pula, pengalaman, pelatihan, atau cara belajar[1]. Terdapat jenis-jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset.    
  •       Fixed mindset atau pola pikir tetap/kaku : menganggap sesuatu yang terjadi tidak dapat diubah, cenderung pesimis, negative, kualitas diri sudah ada sejak dilahirkan, tidak bisa berkembang.
  •      Growth mindset atau pola pikir berkembang : menganggap sesuatu yang terjadi secara optimis, positif, kualitas diri dapat diolah, dilatih sehingga dari tidak bisa menjadi bisa.  



Keterkaitan Mindset dengan Proses Belajar


Proses belajar tidak hanya berlaku bagi anak-anak yang usia PAUD sampai tingkat sekolah menengah atas saja, namun berlaku pula bagi orang dewasa, karena belajar akan terus terjadi sampai akhir hayat manusia. Oleh sebab itu, peranan mindset sangat penting dalam proses ini.

Berikut contoh sketsa singkat yang mendeskripsikan keterkaitan fixed mindset vs growth mindset ini:
  •      Pak Joko sebagai seorang guru Bahasa Inggris kelas 8 di suatu SMP menganggap Santoso salah satu siswanya, tidak akan mahir berbahasa Inggris sampai kapanpun juga, karena nilai-nilai ujiannya selalu buruk, selain itu Santoso tidak pernah menunjukkan minatnya dalam berbahasa Inggris.
  •       Santoso seorang siswa yang memiliki tipe pembelajar aktif, dia sangat menikmati pembelajaran yang menuntut praktek daripada hanya mendengar penjelasan dan kemudian mencatatnya di buku tulis. Santoso juga senang dengan pembelajaran yang menggunakan media seperti video atau buku bacaaan karena jam pelajaran menjadi tidak membosankan.
  •       Pak Joko memasuki masa purna tugas (pensiun) sebagai guru, beliau digantikan oleh Ibu Susi untuk mengajar Bahasa Inggris.
  •      Ibu Susi mengajar Bahasa Inggris dengan menggunakan berbagai media, seperti video dari yang diunduh dari youtube untuk melatih skill conversation dan menambah vocabulary siswa. Untuk melatih kemampuan listening, Ibu Susi menggunakan tape recorder. Siswa diminta untuk berlatih dengan mencari vocabulary sesuai dengan tema pembelajaran.
  •       Santoso menjadi bersemangat untuk belajar Bahasa Inggris. Pada ujian semester, Santoso mendapatkan nilai yang lebih baik serta aspek kemampuan berbahasa Inggris lainnya memiliki kemajuan daripada sebelumnya, begitu pula teman-temannya yang lain.
  •      Ibu Susi memberikan apresiasi berdasarkan peningkatan yang siswanya raih. Ibu Susi mengapresiasi proses yang para siswa lakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
  •      Santoso menjadi lebih baik kualitas belajarnya, tidak hanya Bahasa Inggris tapi mata pelajaran lainnya pula. Santoso menyimpulkan bahwa pernyataan Pak Joko yang menganggap dirinya tidak akan berhasil adalah keliru, dan Santoso berpikir bahwa segala sesuatu dapat menjadi baik jika dia berusaha, berlatih, dan tak henti untuk belajar.

Mari kita kupas detail dibalik contoh tersebut:
  •          Pak Joko, seorang guru yang memiliki pola pikir tetap/kaku (fixed mindset).Menurutnya, Santoso sudah tak bisa berubah menjadi lebih baik. Baginya siswa harus mendengarkan penjelasannya dan mencatatnya secara rapi di buku tulis masing-masing, sehingga saat ujian tiba mereka bisa mempelajarinya secara baik.
  •        Ibu Susi, seorang guru yang memiliki pola pikir berkembang (growth mindset). Menurutnya setiap siswa tidak sama dalam belajar, ada yang menyukai metode ceramah, ada yang menyukai menonton video, ada pula yang menyenangi praktek. Oleh karena itu, Ibu Susi mempraktekkan berbagai metode dalam kegiatan mengajarnya agar dapat mengakomodasi berbagai tipe pembelajar siswa.
  •        Santoso adalah seorang siswa yang perlu bantuan orang dewasa dalam hal ini adalah guru untuk menggali potensinya, dan memfasilitasi potensinya tersebut supaya terbentuk menjadi lebih baik untuk mencapai hasil maksimal.


     Mengembangkan Mindset
Dalam bukunya berjudul Mindset, Carol S. Dweck menyarankan bagi para guru untuk selalu memberikan umpan balik  tentang proses belajar yang siswa lakukan, sehingga siswa mengetahui berada pada level yang mana kemampuannya, apa saja yang harus ditingkatkannya ke depan, sehingga guru tidak perlu menurunkan standar pelajarannya agar nilai (kualitas) siswa meningkat,  karena percuma juga jika guru meningkatkan standar pengajarannya tanpa memberikan siswa tentang cara untuk mencapainya, itu pun tidak akan meningkatkan nilai (kualitasnya) secara signifikan .
Menjadi ideal jika guru yang memiliki mindset berkembang dengan :
  •       Memberikan pengajaran yang berkualitas tinggi dan memberikan cara – informasi kepada siswa untuk meraih kualitasnya.
  •       Memberikan pujian,  motivasi dan semangat kepada siswa yang berfokus pada proses yang dilakukan, atau strategi belajar yang digunakan, usaha yang dijalankan, atau pilihan yang siswa ambil. Sehingga pujian atau motivasi yang diberikan lebih konkrit diterima oleh siswa.
  •      Menyampaikan kritik membangun sebagai umpan balik proses belajar yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga dapat membantu siswa memahami cara menyelesaikan problem yang dihadapi.    

Change can be tough but I've never heard anybody say it wasn't worth it. 

(Carol S. Dweck)





[1] Dweck, Carol S., Mindset, Yogyakarta:  Penerbit BACA, 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mohammad Natsir: Bukan Sekadar Politisi, tapi Inovator Pendidikan Sejati!

Suatu sore, saya iseng membongkar koleksi buku-buku lama di rak. Mata saya tertuju pada sebuah buku tua, sampulnya klasik, judulnya:  " Muhammad Natsir – 70 tahun, Kenang-Kenangan Kehidupan dan Perjuangan"  (cetakan pertama tahun 1978). Jujur, setelah membacanya, saya langsung  speechless . Kisah hidup Pak Natsir ini keren banget! Pemikirannya, perjuangannya, kesederhanaannya, dan keteguhan prinsipnya itu  klop  banget untuk jadi inspirasi kita di zaman sekarang. Galau Klasik: Agama VS Politik Pak Natsir ini dulunya sering banget  galau . Bukan galau soal cinta, tapi galau gara-gara persoalan klasik yang sering kita jumpai: agama versus politik . Di masa pergerakan kemerdekaan dulu, ada bibit-bibit pandangan yang seolah meremehkan Islam dalam kancah perjuangan. Pak Natsir merasa "sesak" dengan suasana kebatinan saat itu. Untungnya, selain PNI-nya Soekarno , ada juga PSII yang dipimpin oleh tokoh-tokoh hebat seperti Haji Agus Salim dan Haji Umar ...

MIND MAPPING – VARIASI METODE BELAJAR

………….. Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran. Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan. (Sajak Anak Muda - WS. Rendra) Setiap orang memiliki gaya belajarnya, masing-masing dari kita yang sudah berusia matang bisa flash back ke masa berseragam merah putih hingga putih abu-abu, saat itu pembelajaran dan belajar di dominasi dengan menghafal, aspek lainnya hanya sebagian kecil saja. Padahal kata kuncinya, setiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing! Saya senang sekali mengutip pernyataan dari Albert Einstein pada gambar di bawah ini, menurut saya pernyataan tersebut untuk situasi belajar yang masih terjadi di sekolah-sekolah saat ini... Sumber : www.google.com Nah, bagi yang cocok dengan gaya belajar menghafal, berhasillah dia sebagai jawara kelas, bagi yang tidak, berhasillah juga dia mendapat cap gak pinter...nasib kau lah nak! Ya... seseorang yang tidak bisa memanggil memori hafalannya bukan berarti bodoh ...

Ide Main Seru Minim Budget: Mengoptimalkan Barang Bekas untuk Belajar!

Masa kanak-kanak itu identik banget sama satu kata:  Bermain! Mau di luar sana lagi banjir, macet, listrik mati, atau krisis air bersih, dunia anak-anak tetaplah dunia bermain. Mereka bisa tetap  happy  dan asyik dengan dunianya, karena bermain adalah bahasa universal mereka. Uniknya, melalui bermain, baik sendirian atau bareng teman, anak-anak belajar banyak hal penting yang bakal pengaruh ke tumbuh kembang mental mereka. Mereka belajar sosialisasi , mandiri, komunikasi, berbagi, dan seabrek  skill  hidup lainnya.  Learning by playing  itu nyata adanya! Dilema Mainan: Mahal vs. Bermakna Namanya main, pasti enggak jauh-jauh dari mainan, kan? Sekarang gampang banget nemu mainan dijual di pasar. Dari yang murah banget sampai yang harganya bikin dompet nangis, dari bahan aman sampai yang... ya, gitu deh. Di sinilah peran kita sebagai orang tua diuji. Gimana caranya milih mainan yang aman, dan yang paling penting, gimana bikin momen bermain itu...

Menembus Jantung Borneo: Kapuas Hulu Permata Khatulistiwa

Jarak itu mitos, kata orang. Tapi bagi saya, Kapuas Hulu adalah bukti nyata bahwa jarak itu  ada  dan  jauh banget . Bertahun-tahun lamanya kabupaten di hulu Kalimantan Barat ini cuma jadi destinasi Impian, info tentang Kapuas Hulu hanya sebatas cerita mulut ke mulut. Aksesnya yang sulit bikin niat  traveling  selalu tertunda. Tapi, seperti kata teman-teman di Jawa,  Gusti Allah mboten sare . Kesempatan itu akhirnya datang! Semangat saya langsung membara, Ini bukan sekadar perjalanan, tapi misi menembus jantung Borneo. Menyusuri Kapuas Hulu: Sekilas Tentang Negeri Hulu Kapuas Kapuas Hulu punya ibu kota bernama Putussibau . Perjalanan ke sana bisa lewat darat, air, atau udara—yang terakhir ini paling realistis untuk saya. Kabupaten seluas 29 ribu km² ini menyimpan hutan lebat, sungai Panjang mengular, serta pesona Danau Sentarum yang dikenal sebagai tempat berkembang biaknya arwana , si ikan cantik yang harganya fantastis. Membaca sejarahnya, say...