Wajahnya selalu tersenyum
dan menampilkan keceriaan, tutur katanya selalu lembut dengan pemilihan kata-kata
yang baik pula. Jika beliau marah, tak pernah meluapkan kemarahannya dengan
volume suara yang hingar-bingar sehingga kedengaran tetangga yang mungkin akan
membuat malu anak dan suaminya, atau menggunakan tangan kakinya, serta
benda-benda lain untuk dipukulkan ke bagian badan anaknya, tidak pernah sekali
pun! Tak pernah menggelari atau memberi label kepada anak, saat beliau merasa
kesal terhadap sikap anaknya.
Ibu yang selalu menomor
satukan kepentingan anaknya daripada kepentingan pribadinya. Kantuk dilawan
untuk membuat sarapan spesial sebelum anak berangkat sekolah dan suami bekerja,
atau sekedar untuk mendengarkan keluh kesah temannya yang sedang dilanda
gejolak rumah tangga. Tetap melakukan aktivitas memasak, membersihkan rumah,
mencuci menyetrika pakaian, karena tak memiliki asisten rumah tangga atau
anggota keluarga lain yang membantu, semua dikerjakan sendiri. Walau terkadang
dilanda sakit, beliau tak pernah mengeluh dan mendramatisir keadaan. Dapurnya
tidak pernah bersih kecuali waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, bisa
dikatakan 24 jam dapur mengebul. Beliau memulai pagi dengan sarapan, kemudian memasak beberapa menu makan siang,
setelah itu membuat snack sore untuk anak-anaknya agar mereka tidak perlu jajan
di luar rumah, setelah itu memasak untuk makan malam. Makanan yang terhidang
sering kali fresh, dalam artian bukan hasil anget-angetan, pagi dimasak
kemudian dihangatkan terus sampai malam atau sampai habis berhari-hari, tapi
saat itu akan memakan, saat itu pula memasaknya.
Beliau yang mengajari dan
menemani anak-anak mengaji setiap selesai shalat maghrib, mengajari shalat
beserta bacaannya, melengkapi pengetahuan anak dengan membelikan buku dan
majalah bacaan, menceritakan kisah-kisah heroik Rasulullah SAW beserta
sahabatnya, mengantar anak yang sakit ke dokter, menghadapi kepala sekolah
beserta guru saat anaknya membuat masalah di sekolah.
Kesehariannya hanya
memakai daster yang sudah lusuh dan robek pada bagian leher, atau lengan, terdapat
beberapa jepitan peniti, atau jahitan tambalan, beliau tak memiliki pakaian
bermerk, beliau membeli bahan kain kemudian menjahit sendiri kebaya atau baju
kurungnya dengan menggunakan pola jahitan sederhana. Beliau tidak pernah
meminta kepada suami untuk membelikannya baju baru. Perlengkapan make up yang dimiliki
hanya bedak tabur merk viva kemudian berganti menjadi marck, dan bedak badan
merk purol yang kemudian berganti menjadi herocyn, tidak ada lipstick revlon
atau wardah, apalagi parfume mahal Bulgari atau Kenzo. Hanya itu saja.
Selalu melayani suami mulai
dari bangun tidur hingga tidur kembali. Mulai dari kopi pagi hingga kopi
petang. Mulai dari rambut sampai ujung kaki. Mulai dari kobokan cuci tangan
hingga serbet pengelap mulut. Semua dilayani untuk mengutamakan suami. Kamar
dan seprai yang bersih, meja kerja yang tertata apik, buku-buku referensi
pekerjaan yang tersusun rapi tanpa debu, gelas kopi khusus untuk suami, setiap
suami akan makan, maka semua detail dipersiapkan, mangkok cuci tangan beserta
serbet bersih, piring, sendok, nasi, beserta sayur dan lauk, sambal dan
minuman. Tidak pernah melawan perkataan keras dari suami, beliau hanya diam dan
diam walaupun hati tidak menerima. Atau mencela kekurangan suami dihadapan
keluarganya atau orang lain, beliau sangat menghormati suaminya. Dibentak oleh
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, beliau pun tetap tenang
menyikapinya.
Masa mudanya adalah gadis
cantik pujaan setiap perjaka yang menjanjikan masa depan dan kehidupan yang
tanpa kekurangan materi. Banyak yang terpikat kecantikannya serta potensi
intelektualnya. Namun, beliau memilih pria yang sekarang menjadi suaminya,
hidup dengan penuh kesederhanaan dan mengabdikan dirinya secara total untuk
mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. She is the best mother in the
world ever.
And... I knew this wonderful woman very well.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar