Selasa, 27 Oktober 2015

Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam - Morning and Friends

I Love Morning Athmosphere


Dengan sejumlah rasa dan perasaan yang menyertainya,  di pagi hari setelah menunaikan ibadah pagi  sebagai ritual penanda memulai hari, suasana menyertai dengan damai, ditandai dengan kicauan burung yang merdu seperti doa yang mereka panjatkan kepada penciptanya. Kicauan ini diiringi dengan terbitnya matahari, layaknya bunga yang merekah, warna-warni langit ikut menambah keindahan suasana pagi. Keindahan warna  layaknya sapuan di kanvas besar oleh sang Pencipta. Indah ciptaanNYA, indah pula keberadaanNYA. 

Kualitas udara yang segar, temperatur pun belum meningkat. Menghangatkan diri dengan segelas kopi atau teh serta makanan ringan sangatlah sesuai dilakukan pada saat ini, untuk mencapai keseimbangan jiwa dan raga. Aroma pagi nan segar, apalagi jika malam sebelumnya diguyur hujan, maka aroma tanah basah, daun-daun, rerumputan begitu menyenangkan. J

Pun di pagi hari, keberisikan suara belum menjadi-jadi, walaupun ada kesibukan dan keberisikan dari para ibu rumah tangga yang sudah bergegas sejak sebelum subuh atau sesudah subuh berkarya di dapur mereka, namun hal itu malah menambah sensasi keindahan pagi.

Berbeda dengan tambahan suara lain, jika matahari semakin meninggi, akan ada suara knalpot motor, dari yang lembut sampai membuat telinga sakit, dan emosi pun memuncak mendengar suara knalpot yang  semena-mena itu. Atau suara para penjual jajanan dan kebutuhan rumah tangga dengan berbagai nada dan caranya. Ada juga suara ketukan tukang tagih hutang, suara ketukan peminta sumbangan fiktif, suara ketukan sales, suara teriakan barang rongsokan, begitu banyak suara.

“Keberisikan” pagi merupakan tanda dimulainya kehidupan.

Spirit of the Day

Setelah pagi beranjak ikhlas perlahan berganti siang, maka hal-hal rutin akan dijalani, bahkan yang tak terduga sekalipun. Anak-anak pergi dan belajar di sekolah, guru-guru mengajar, para penjual mengupayakan keberuntungannya, para ibu memasak dan mengurus pekerjaan rumahnya, para bapak menjalani profesinya masing-masing. Kehadiran siang yang melelahkan akan mendapatkan hasil sesuai dengan hukum kewajaran.  Siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasilnya. Begitu pula dengan siang, ia menuntut kesungguhan dengan ritme, keseriusan, fokus, kesabaran, 




kecepatan, kebijaksanaan, ketulusan yang sebenarnya, meskipun kadang ada yang melakukan manipulasi, politisasi, pencitraan, yang penuh kepura-puraan, sehingga tak mudah untuk mengartikan sikap yang tampak serta perkataan yang terucapkan. Bukan salah siang, tapi manusia yang merusak semangat siang menjadi  suatu kefrustasian.

Kadang menjumpai hari yang cerah dengan langit yang membiru tanpa awan sehelai pun. Di saat ini, para ibu akan bersuka cita karena jemurannya yang telah direndam dengan pewangi dan pelembut pakaian sebelumnya akan kering mewangi, apalagi yang mempunyai anak bayi, namun kadang pula siang disertai mendung kelabu yang membuat perut ingin diisi dengan makanan yang hangat sedikit pedas, berupaya untuk selalu membawa payung atau pun jas hujan di bagasi motor agar tidak kebasahan kelak.

Akan banyak kejadian di siang hari.

Seruput Sore

Sore datang bersama dengan bertumpuknya kelelahan, kebahagiaan, kesuksesan, duka, cita, dan rencana-rencana masa depan. Sore merangkul semua itu dengan segala keadaannya; kecerahan yang meredup, keramaian yang menyepi.

Sore seperti rela untuk disandarkan akan semua penat , peluh, dan keluh kesah yang dirasakan.  Sore tak pernah luput untuk mempersiapkan panggung  pergantian matahari kepada rembulan dan bintang dengan pergantian yang romantis, terkadang dengan rinai hujan, ataupun kehangatan cahaya mentari sore yang bersahabat.

Pada sore, anak-anak akan menghabiskan waktunya untuk bersosialisasi di lapangan dengan bermain bola, badminton, bersepeda dengan tawa riangnya, atau orang dewasa yang memanfaatkan teras rumah ditemani gorengan, kopi, teh, coklat hangat, atau beberapa puntung rokok untuk dihembuskan asapnya, diiringi gelak tawa dan obrolan seputar harga beli dan jual kebutuhan hidup, situasi politik, keadaan tetangga, taruhan skor bola, gosip artis yang kawin cerai, dan masih banyak lagi yang sore itu terima.


Setelah mereka menyadari bahwa sore sudah tak lagi sepenuhnya sore, yang berarti mereka harus bergegas untuk menyudahi kegiatan-kegiatan tadi untuk berganti kepada malam.

Waktu sore adalah waktu “teduh”.

The Beauty of Night

Malam datang tanpa keraguan, dia tegas meneguhkan keberadaannya yang gelap. Namun, dengan kegelapannya, banyak sinar dan cahaya yang tampak. Lihatlah ke langit, tampaklah bintang yang berkelap kelip seperti mengajak bermain mata, kadang seperti tersenyum. Bila purnama tiba, sempurnalah keindahan malam.  Semua mahkluk bumi merasa bahagia untuk membuat puisi di hati mereka masing-masing akan keindahan malam. Semua lampu akan dinyalakan menambah semarak cahaya langit.

Binatang malam akan menambah kemesraan malam dengan senandung khas mereka. Jangkrik, kodok, burung hantu, merekalah artis sesungguhnya di malam hari. Tanpa suara mereka, maka kehidupan akan hampa makna.

Pada malam, anak-anak akan mempersiapkan diri untuk kegiatan esok hari, demikian pula yang dilakukan oleh orang dewasa.  Segenap rencana, cita, dan cinta, sebisa mungkin diungkapkan pada malam.

Malam menyerahkan keberadaannya bagi mahlukNYA untuk merenung dalam dan panjang akan proses kehidupan yang telah dan akan mereka lakukan. Malam bermaksud untuk membentuk makhlukNYA menjadi lebih baik pada keesokan harinya.

Malam akan menjadi dingin dan semakin dingin ketika mentari kembali bertugas.

Merengkuh malam untuk mendapatkan hari esok, dan kehidupan pun akan terus bergulir hingga Sang Pemilik Kehidupan menghentikannya.

======================================*******==========================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar