Hey
you sexy people.. This will be my last post on instagram & twitter.
.
I have decided that at this age (forever 24, of course) I need to really start living and enjoy every moment of my life, not busy trying to make a point or seek approval from strangers.
.
I want to whisper my gratefulness (and disappointments!) to my creator only, because we all know God listens to our heart, not reading our captions.
.
I want to tell a person how I feel & what I’m thinking by talking heart to heart, not post quotes I found on google search.
.
I want to go back to the days when I eat because it’s basic necessity, not because food porn posts are considered cool. I want to wear certain outfit because it makes me feel comfortable, not because I have to post ootd (or because I got them free ).
.
I realize I have spent a little too much time doing unnecessary postings instead of engaging with my surrounding and living the moment. I need to interact & pay attention to those closest to me, as I have no guarantee of how much time I have left to spend with them.
.
I want to cherish my intimate memories within myself. you know the saying “tomorrow is only a promise”. I want others to speak of my achievements, without me having to shout about it on my posts. I want individuals to know me because they have met me and spent time with me, not because they read a sentence of my caption underneath a photo I posted after selecting from hundreds of pretentious selfies . and vice versa, I don’t want to think I know someone just because I follow him/her on social media.
.
So here it is, my last post. I made this with boomerang, tried at least 20x, edited with music, spent about 45 minutes overall to have this post on my ig page when I should be getting rid of my makeup half hour ago and get myself ready to prepare dinner. oh life on social media is exhausting and taking too much of my precious mommy-mode afternoon.
.
Thank you for being such lovely followers it’s been wonderful.
.
I have decided that at this age (forever 24, of course) I need to really start living and enjoy every moment of my life, not busy trying to make a point or seek approval from strangers.
.
I want to whisper my gratefulness (and disappointments!) to my creator only, because we all know God listens to our heart, not reading our captions.
.
I want to tell a person how I feel & what I’m thinking by talking heart to heart, not post quotes I found on google search.
.
I want to go back to the days when I eat because it’s basic necessity, not because food porn posts are considered cool. I want to wear certain outfit because it makes me feel comfortable, not because I have to post ootd (or because I got them free ).
.
I realize I have spent a little too much time doing unnecessary postings instead of engaging with my surrounding and living the moment. I need to interact & pay attention to those closest to me, as I have no guarantee of how much time I have left to spend with them.
.
I want to cherish my intimate memories within myself. you know the saying “tomorrow is only a promise”. I want others to speak of my achievements, without me having to shout about it on my posts. I want individuals to know me because they have met me and spent time with me, not because they read a sentence of my caption underneath a photo I posted after selecting from hundreds of pretentious selfies . and vice versa, I don’t want to think I know someone just because I follow him/her on social media.
.
So here it is, my last post. I made this with boomerang, tried at least 20x, edited with music, spent about 45 minutes overall to have this post on my ig page when I should be getting rid of my makeup half hour ago and get myself ready to prepare dinner. oh life on social media is exhausting and taking too much of my precious mommy-mode afternoon.
.
Thank you for being such lovely followers it’s been wonderful.
Demikian yang dituliskan
oleh Sarah Sechan, presenter terkenal yang menyatakan berhenti beraktivitas di
media sosial dengan alasan-alasan yang sangat mendasar.
Dari tulisan Sarah Sechan
dan beberapa tulisan lainnya, membuat saya merenungi tentang segala wara-wiri,
hiruk pikuknya media sosial, waktu dan segala hal yang mengiringinya.
Dalam renungan saya ...
Apa pentingnya mengumumkan
kepada khalayak atau publik di media sosial tentang apa yang sedang kita, kami
or kamu lakukan?
Kenapa perlu diumumkan
atau mengupdate status di media
sosial bahwa kamu sedang mendengarkan musik dari chainsmoker, atau coldplay,
atau apalah...just enjoy it, tanpa
perlu disibukkan dengan melihat siapa yang mengomentari atau menjempoli, atau
merasa dicueki karena tak satu pun dari temanmu yang menjempoli atau
mengomentari .. :D
Terpikirkan saja bahwa apa
yang kita lakukan sebaiknya dinikmati saja, dinikmati seutuhnya, yes.. seutuhnya bersama dirimu atau
bersama orang-orang disekitarmu, tanpa fokus dan perhatian terpecahkan pada
media sosialmu, setiap detikmu, setiap menitmu, setiap jammu, karena...mereka
tak akan kembali untuk diulangi L
Kadang terpikirkan saja
oleh saya saat membaca timeline di media
sosial, dengan diawali pemikiran dan pernyataan...apa pentingnya saya
mengetahui ini atau itu.... untuk postingan yang bersifat personal, seperti :
Apa pentingnya orang lain
(media sosial) mengetahui aktivitas pribadimu, keluargamu atau perasaan hatimu
kepada pasanganmu..apalagi jika pasutri yang tinggal serumah kemudian
mengutarakan perasaannya di media sosial, kenapa tidak diucapkan saja secara
langsung kepada yang dimaksud? Kenapa harus di media sosial? Tentu saja kalian
sebagai suami istri saling mencintai, apa perlu ditegaskan lewat media sosial?
Atau ...
Postingan poto diri dan caption yang tidak nyambung, maksudnya
apa? Saya sering tak mengerti hal yang begini. Poto diri close up kemudian captionnya
bersyukur dengan rezeki yang diberikan oleh Allah, atau bersabar dengan segala
ujian, atau belajar dari alam raya, dan lain-lain... saya gagal paham :D
Atau ...
Ini yang paling bikin
saya geli ... postingan tentang istri yang beraktivitas sebagai Ibu Rumah
Tangga. Antara menerima kenyataan dan tidak (bagi yang sepertinya terpaksa ber-IRT
karena memiliki anak, tinggal jauh dari kota, dll), aneh sekali membacanya,
kadang memposting yang menyatakan keunggulan sebagai IRT, saling share yang
merasa senasib, kemudian postingan yang menghimbau suami agar menghargai IRT
dengan memberikan waktu untuk me time,
piknik karena jenuh berada di rumah, atau yang bagi Ibu pekerja yang merasa
bersalah meninggalkan anak karena bekerja sehingga mengurangi kebersamaan
bersama anak untuk merawat, mendidik tumbuh kembangnya... saya gagal paham
(lagi) tentang ini ...kenapa harus diluahkan di media sosial, semua soal
pilihan saja. Tapi saya coba memahami, mungkin mereka mencari dukungan,
pembenaran terhadap yang dialami.
Jadi, yang berseliweran
di media sosial adalah hal-hal yang tidak penting. Belum lagi tentang perdebatan
politik, sungguh menghabiskan waktu dan pikiran. Baiklah... saya tidak ingin
renungan saya semakin liar, pernyataan Sarah Sechan cukup menginspirasi saya,
mungkin saya belum bisa bersikap seperti beliau, tapi saya berniat untuk mengurangi
kegiatan saya, terutama yang bersifat pribadi, keluarga dan pencapaian yang
lebih kepada pamer untuk mendapatkan pengakuan berupa jempol atau komentar.
Saya akan memposting atau berbagi postingan yang bersifat informatif saja dan
seperlunya, jika penting untuk diketahui oleh orang lain, atau hal-hal yang
menghibur dan inspiratif.
Curahan hati, isi
perasaan, keluhan, emosi, biarlah menjadi ranah pribadi, tidak perlu diketahui
banyak orang. Benar apa yang dituliskan Sarah Sechan “ ... I want others to speak of my achievements, without me having to
shout about it on my posts”,
akan lebih menyenangkan jika orang lain mengetahuinya bukan melalui “pamernya”
kita di media sosial, I felt it!
Berbeda rasanya J Rasa ini
pun terjadi untuk hal-hal lainnya, so
just keep it private from social media, berasa seperti kejutan jika
ternyata teman-temanmu mengetahui bahwa anakmu sudah besar, mendapat prestasi,
ganteng dan cantik, dengan bertemu secara langsung atau dari orang lain yang
mengenalmu juga, tanpa harus kamu upload kegiatan dan tumbuh kembangnya secara day by day, dan lain sebagainya.
Memang, kita bebas bermedia sosial, tapi mungkin bisa bijaksana dan berpikir kritis untuk menggunakannya, agar kehidupan kita tidak seperti ditelanjangi atau seperti ikan di aquarium.
Begitu.
===========================******===================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar