Langsung ke konten utama

Postingan

Covid 19 dan Mewahnya Keberlimpahan Waktu

T idak ada yang menyangka akan mengalami kondisi “lumpuh” selama hampir 2 bulan ini. Pandemi Covid 19 (Corona Disease 2019) yang membuat sebagian besar negara dan rakyatnya mengurung diri di rumah masing-masing, menjaga jarak, menghentikan kebiasaan bersalaman, membiasakan mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker setiap keluar rumah, mandi setelah bepergian, menjauhi kerumunan, berinteraksi dengan memanfaatkan teknologi, dan lain-lain. S emua orang merasakan dampak yang ditimbulkan oleh merebaknya Covid 19, mulai dari anak balita hingga orangtua yang sepuh sekalipun, mulai dari masyarakat berekonomi lemah hingga yang crazy rich , masyarakat yang tinggal di perkotaan hingga pedesaan pojok gunung, daerah pantai hingga kota besar metropolitan, semuanya … luar biasa! P residen Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid 19 pada awal Maret 2019, otomatis sejak saat itu reaksi masyarakat bermacam-macam, di tempat tinggal saya, sudah mulai melakukan penutupan wilayah (semi lockdown...

Bermula dari Mindset (Part-1)

Kita semua memiliki mindset atau pola pikir, namun tidak semua orang bermindset sama. Mengapa bisa terjadi perbedaan mindset? Ya karena manusia berpikir, bertindak, dan menjalani hidup secara berbeda, dengan latar belakang kehidupan yang bermacam-macam pula, pengalaman, pelatihan, atau cara belajar [1] . Terdapat jenis-jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset.            Fixed mindset atau pola pikir tetap/kaku : menganggap sesuatu yang terjadi tidak dapat diubah, cenderung pesimis, negative, kualitas diri sudah ada sejak dilahirkan, tidak bisa berkembang.       Growth mindset atau pola pikir berkembang : menganggap sesuatu yang terjadi secara optimis, positif, kualitas diri dapat diolah, dilatih sehingga dari tidak bisa menjadi bisa.   Sumber photo : http://www.infinitycs.org.au/2019/06/11/growth-mindset/ Keterkaitan Mindset dengan Proses Belajar Proses belajar tidak hanya berlaku bagi anak-an...

MIND MAPPING – VARIASI METODE BELAJAR

………….. Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran. Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan. (Sajak Anak Muda - WS. Rendra) Setiap orang memiliki gaya belajarnya, masing-masing dari kita yang sudah berusia matang bisa flash back ke masa berseragam merah putih hingga putih abu-abu, saat itu pembelajaran dan belajar di dominasi dengan menghafal, aspek lainnya hanya sebagian kecil saja. Padahal kata kuncinya, setiap orang mempunyai gaya belajar masing-masing! Saya senang sekali mengutip pernyataan dari Albert Einstein pada gambar di bawah ini, menurut saya pernyataan tersebut untuk situasi belajar yang masih terjadi di sekolah-sekolah saat ini... Sumber : www.google.com Nah, bagi yang cocok dengan gaya belajar menghafal, berhasillah dia sebagai jawara kelas, bagi yang tidak, berhasillah juga dia mendapat cap gak pinter...nasib kau lah nak! Ya... seseorang yang tidak bisa memanggil memori hafalannya bukan berarti bodoh ...

Menembus Jantung Borneo: Kapuas Hulu Permata Khatulistiwa

Jarak itu mitos, kata orang. Tapi bagi saya, Kapuas Hulu adalah bukti nyata bahwa jarak itu  ada  dan  jauh banget . Bertahun-tahun lamanya kabupaten di hulu Kalimantan Barat ini cuma jadi destinasi Impian, info tentang Kapuas Hulu hanya sebatas cerita mulut ke mulut. Aksesnya yang sulit bikin niat  traveling  selalu tertunda. Tapi, seperti kata teman-teman di Jawa,  Gusti Allah mboten sare . Kesempatan itu akhirnya datang! Semangat saya langsung membara, Ini bukan sekadar perjalanan, tapi misi menembus jantung Borneo. Menyusuri Kapuas Hulu: Sekilas Tentang Negeri Hulu Kapuas Kapuas Hulu punya ibu kota bernama Putussibau . Perjalanan ke sana bisa lewat darat, air, atau udara—yang terakhir ini paling realistis untuk saya. Kabupaten seluas 29 ribu km² ini menyimpan hutan lebat, sungai Panjang mengular, serta pesona Danau Sentarum yang dikenal sebagai tempat berkembang biaknya arwana , si ikan cantik yang harganya fantastis. Membaca sejarahnya, say...

Mohammad Natsir: Bukan Sekadar Politisi, tapi Inovator Pendidikan Sejati!

Suatu sore, saya iseng membongkar koleksi buku-buku lama di rak. Mata saya tertuju pada sebuah buku tua, sampulnya klasik, judulnya:  " Muhammad Natsir – 70 tahun, Kenang-Kenangan Kehidupan dan Perjuangan"  (cetakan pertama tahun 1978). Jujur, setelah membacanya, saya langsung  speechless . Kisah hidup Pak Natsir ini keren banget! Pemikirannya, perjuangannya, kesederhanaannya, dan keteguhan prinsipnya itu  klop  banget untuk jadi inspirasi kita di zaman sekarang. Galau Klasik: Agama VS Politik Pak Natsir ini dulunya sering banget  galau . Bukan galau soal cinta, tapi galau gara-gara persoalan klasik yang sering kita jumpai: agama versus politik . Di masa pergerakan kemerdekaan dulu, ada bibit-bibit pandangan yang seolah meremehkan Islam dalam kancah perjuangan. Pak Natsir merasa "sesak" dengan suasana kebatinan saat itu. Untungnya, selain PNI-nya Soekarno , ada juga PSII yang dipimpin oleh tokoh-tokoh hebat seperti Haji Agus Salim dan Haji Umar ...

Angpou dari Pendeta Budha

Pada suatu pagi yang cerah masih dalam perayaan imlek, sekitar jam 10-an, saya sedang menyapu teras rumah sambil mendendangkan lagu di puncak bukit hijau-nya Iis Sugianto, kemudian saya dikejutkan suara sapaan lembut seorang Bapak tua, sebelum menjawab sapaan selamat paginya, saya tertegun menatap sosok Bapak ini yang berpakaian  dan berpenampilan putih, bersih, sederhana, dan menebarkan aroma khas ala orangtua yang wangi, saya terkesan untuk pandangan pertama.  Kemudian beliau menanyakan keberadaan Abah saya di rumah. Saya pun mempersilahkan beliau untuk masuk dan duduk serta memanggilkan Abah. Berikutnya saya diberitahukan oleh Abah, bahwa tamunya kali ini adalah seorang Pendeta Budha. Tak lama  kemudian Abah menemui tamunya, saya pun mendapatkan intruksi dari Ibunda untuk mengantarkan  minuman dan hidangan sekedarnya. Selepas itu mereka mengobrol dengan penuh keakraban, mendengar suara Bapak Pendeta yang lembut , bersahutan dengan suara Abah saya. Sungguh har...

A Picture Paints a Thousand Words

Saya suka traveling , kebetulan kerjaan  (beberapa tahun lalu) menuntut untuk dinas ke daerah-daerah...ya..gak melulu abidin sih untuk traveling, dari dana pribadi juga sering :) . Mengunjungi tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya itu menyenangkan karena penuh misteri, kejutan-kejuatan apakah gerangan yang akan terjadi?? Selalu penasaran, dan merasa tertinggal sedikit iri jika ada yang kesana  dan menceritakan betapa kerennya tempat itu.  Sesambi traveling , pastilah bawaannya kamera photo, jalan-jalan tanpa kamera? Serasa makan tanpa sambal..hehe, senjata tak boleh ditinggal komandan! Segenap jiwa dan raga menikmati indahnya pemandangan, tak kan lupa untuk mengingatnya dalam beberapa slide photo, karena moment tersebut tak kan terulang kembali. Nah, berikut ini photo-photo yang berkesan yang berhasil saya bidik, selain photo-photo selfie nan narsis,  serasa ingin meloncat sejenak ke masa tersebut...doraemonnnn.. ;D Saat mentari aka...