I Love Morning Athmosphere
Dengan sejumlah
rasa dan perasaan yang menyertainya, di
pagi hari setelah menunaikan ibadah pagi
sebagai ritual penanda memulai hari, suasana menyertai dengan damai,
ditandai dengan kicauan burung yang merdu seperti doa yang mereka panjatkan
kepada penciptanya. Kicauan ini diiringi dengan terbitnya matahari, layaknya
bunga yang merekah, warna-warni langit ikut menambah keindahan suasana pagi.
Keindahan warna layaknya sapuan di
kanvas besar oleh sang Pencipta. Indah ciptaanNYA, indah pula keberadaanNYA.
Kualitas udara
yang segar, temperatur pun belum meningkat. Menghangatkan diri dengan segelas
kopi atau teh serta makanan ringan sangatlah sesuai dilakukan pada saat ini,
untuk mencapai keseimbangan jiwa dan raga. Aroma pagi nan segar, apalagi jika
malam sebelumnya diguyur hujan, maka aroma tanah basah, daun-daun, rerumputan
begitu menyenangkan. J
Pun di pagi hari,
keberisikan suara belum menjadi-jadi, walaupun ada kesibukan dan keberisikan
dari para ibu rumah tangga yang sudah bergegas sejak sebelum subuh atau sesudah
subuh berkarya di dapur mereka, namun hal itu malah menambah sensasi keindahan
pagi.
Berbeda dengan
tambahan suara lain, jika matahari semakin meninggi, akan ada suara knalpot
motor, dari yang lembut sampai membuat telinga sakit, dan emosi pun memuncak
mendengar suara knalpot yang semena-mena
itu. Atau suara para penjual jajanan dan kebutuhan rumah tangga dengan berbagai
nada dan caranya. Ada juga suara ketukan tukang tagih hutang, suara ketukan
peminta sumbangan fiktif, suara ketukan sales, suara teriakan barang rongsokan,
begitu banyak suara.
“Keberisikan” pagi
merupakan tanda dimulainya kehidupan.
Spirit of the Day
Setelah pagi beranjak
ikhlas perlahan berganti siang, maka hal-hal rutin akan dijalani, bahkan yang
tak terduga sekalipun. Anak-anak pergi dan belajar di sekolah, guru-guru
mengajar, para penjual mengupayakan keberuntungannya, para ibu memasak dan
mengurus pekerjaan rumahnya, para bapak menjalani profesinya masing-masing.
Kehadiran siang yang melelahkan akan mendapatkan hasil sesuai dengan hukum
kewajaran. Siapa yang bersungguh-sungguh
akan mendapatkan hasilnya. Begitu pula dengan siang, ia menuntut kesungguhan
dengan ritme, keseriusan, fokus, kesabaran,
kecepatan, kebijaksanaan,
ketulusan yang sebenarnya, meskipun kadang ada yang melakukan manipulasi,
politisasi, pencitraan, yang penuh kepura-puraan, sehingga tak mudah untuk
mengartikan sikap yang tampak serta perkataan yang terucapkan. Bukan salah
siang, tapi manusia yang merusak semangat siang menjadi suatu kefrustasian.
Kadang menjumpai
hari yang cerah dengan langit yang membiru tanpa awan sehelai pun. Di saat ini,
para ibu akan bersuka cita karena jemurannya yang telah direndam dengan pewangi
dan pelembut pakaian sebelumnya akan kering mewangi, apalagi yang mempunyai
anak bayi, namun kadang pula siang disertai mendung kelabu yang membuat perut
ingin diisi dengan makanan yang hangat sedikit pedas, berupaya untuk selalu
membawa payung atau pun jas hujan di bagasi motor agar tidak kebasahan kelak.
Akan banyak
kejadian di siang hari.
Seruput Sore
Sore datang
bersama dengan bertumpuknya kelelahan, kebahagiaan, kesuksesan, duka, cita, dan
rencana-rencana masa depan. Sore merangkul semua itu dengan segala keadaannya;
kecerahan yang meredup, keramaian yang menyepi.
Sore seperti rela
untuk disandarkan akan semua penat , peluh, dan keluh kesah yang dirasakan. Sore tak pernah luput untuk mempersiapkan
panggung pergantian matahari kepada
rembulan dan bintang dengan pergantian yang romantis, terkadang dengan rinai
hujan, ataupun kehangatan cahaya mentari sore yang bersahabat.
Pada sore,
anak-anak akan menghabiskan waktunya untuk bersosialisasi di lapangan dengan
bermain bola, badminton, bersepeda dengan tawa riangnya, atau orang dewasa yang
memanfaatkan teras rumah ditemani gorengan, kopi, teh, coklat hangat, atau
beberapa puntung rokok untuk dihembuskan asapnya, diiringi gelak tawa dan
obrolan seputar harga beli dan jual kebutuhan hidup, situasi politik, keadaan
tetangga, taruhan skor bola, gosip artis yang kawin cerai, dan masih banyak
lagi yang sore itu terima.
Setelah mereka
menyadari bahwa sore sudah tak lagi sepenuhnya sore, yang berarti mereka harus
bergegas untuk menyudahi kegiatan-kegiatan tadi untuk berganti kepada malam.
Waktu sore adalah
waktu “teduh”.
The Beauty of Night
Malam datang
tanpa keraguan, dia tegas meneguhkan keberadaannya yang gelap. Namun, dengan
kegelapannya, banyak sinar dan cahaya yang tampak. Lihatlah ke langit,
tampaklah bintang yang berkelap kelip seperti mengajak bermain mata, kadang
seperti tersenyum. Bila purnama tiba, sempurnalah keindahan malam. Semua mahkluk bumi merasa bahagia untuk
membuat puisi di hati mereka masing-masing akan keindahan malam. Semua lampu
akan dinyalakan menambah semarak cahaya langit.
Binatang malam
akan menambah kemesraan malam dengan senandung khas mereka. Jangkrik, kodok,
burung hantu, merekalah artis sesungguhnya di malam hari. Tanpa suara mereka,
maka kehidupan akan hampa makna.
Pada malam,
anak-anak akan mempersiapkan diri untuk kegiatan esok hari, demikian pula yang
dilakukan oleh orang dewasa. Segenap
rencana, cita, dan cinta, sebisa mungkin diungkapkan pada malam.
Malam menyerahkan
keberadaannya bagi mahlukNYA untuk merenung dalam dan panjang akan proses
kehidupan yang telah dan akan mereka lakukan. Malam bermaksud untuk membentuk
makhlukNYA menjadi lebih baik pada keesokan harinya.
Malam akan
menjadi dingin dan semakin dingin ketika mentari kembali bertugas.
Merengkuh malam
untuk mendapatkan hari esok, dan kehidupan pun akan terus bergulir hingga Sang
Pemilik Kehidupan menghentikannya.
======================================*******==========================================